عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مَثَلَ الَّذِي يعْمل السَّيئَة ثُمَّ يَعْمَلُ الْحَسَنَاتِ كَمَثَلِ رَجُلٍ كَانَتْ عَلَيْهِ دِرْعٌ ضَيِّقَةٌ قَدْ خَنَقَتْهُ ثُمَّ عَمِلَ حَسَنَةً فَانْفَكَّتْ حَلْقَةٌ ثُمَّ عَمِلَ أُخْرَى فَانْفَكَّتْ أُخْرَى حَتَّى تَخْرُجَ إِلَى الْأَرْضِ» رَوَاهُ فِي شَرْحِ السّنة
Terjemahan

Abud Darda' menceritakan tentang dia mendengar Nabi menyampaikan pidato di mimbar dan berkata, “Barangsiapa takut berdiri di hadapan Tuhannya, maka akan ada dua surga.” Dia bertanya, “Bahkan jika dia melakukan percabulan dan bahkan jika dia mencuri, utusan Allah?” Dan dia berkata untuk kedua kalinya: “Barangsiapa takut berdiri di hadapan Tuhannya, maka baginya dua surga.” Dia bertanya untuk kedua kalinya, “Bahkan jika dia melakukan percabulan dan bahkan jika dia mencuri, utusan Allah?” Dan dia berkata untuk ketiga kalinya: “Barangsiapa takut berdiri di hadapan Tuhannya, maka baginya dua surga.” Dia bertanya untuk ketiga kalinya, “Bahkan jika dia melakukan percabulan dan bahkan jika dia mencuri, utusan Allah?” dan dia menjawab, “Meskipun Abud Darda.” Ahmad menuliskannya.