عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:" لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا "
Terjemahan
Sulaiman b. Surad dijo

Dua pria mencaci satu sama lain di hadapan Nabi ketika kami duduk di dekatnya, dan ketika salah satu dari mereka yang telah menjadi merah di wajah mencaci yang lain dengan marah Nabi mengatakan bahwa dia tahu ungkapan dengan mengulanginya pria itu bisa menghilangkan perasaan marah: “Aku berlindung kepada Tuhan dari setan terkutuk itu.” Mereka yang hadir bertanya kepada pria itu apakah dia mendengar apa yang dikatakan Nabi, dan dia menjawab, “Saya tidak dirasuki setan.” **Majnun. Kata itu secara harfiah berarti dirasuki oleh seorang jin, tetapi juga bisa berarti dirasuki oleh iblis. Shaitan digunakan dalam kalimat sebelumnya. Majnun juga digunakan berarti 'gila', tetapi itu tidak sesuai dengan konteks ini. (Bukhari dan Muslim.)