عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:" لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا "
Terjemahan

Ibnu Umar mengatakan bahwa ketika utusan Tuhan kembali dari ekspedisi, haji, atau umra, di setiap bagian tanah yang naik dia akan berkata tiga kali, “Tuhan Maha Besar.” Kemudian dia berkata, “Tidak ada tuhan selain Allah yang tidak memiliki sekutu, yang kepunyaan kekuasaan, yang berhak memuji dan Maha Kuasa. Kita kembali bertobat, melayani, sujud di hadapan Tuhan kita, dan mengungkapkan pujian. Hanya Allah yang telah memverifikasi janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan para Konfederasi.” *Referensinya adalah pengepungan Madinah pada tahun 5 A.H. ketika sebuah parit digali sebagai perlindungan. (Bukhari dan Muslim.)