وَعَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا جَلَسَ مَجْلِسًا أَوْ صَلَّى تكلَّم بِكَلِمَاتٍ فَسَأَلْتُهُ عَنِ الْكَلِمَاتِ فَقَالَ:" إِنْ تُكُلِّمَ بِخَيْرٍ كَانَ طَابَعًا عَلَيْهِنَّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَإِنْ تُكُلِّمَ بِشَرٍّ كَانَ كَفَّارَةً لَهُ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ ". رَوَاهُ النَّسَائِيّ
Terjemahan

Ibnu Mas'ud melaporkan Rasulullah berkata bahwa jika ada yang menderita kepedulian besar harus berkata, “Ya Tuhan, aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, anak hamba-Mu, anak hamba-Mu, dan berada di tangan-Mu; penghakiman-Mu berlaku terhadapku; ketetapan-Mu benar tentang aku; aku bertanya kepada-Mu dengan segala nama yang Engkau beri nama yang Engkau beri nama, atau yang telah Engkau turunkan dalam Kitab-Mu. atau mengajarkan salah satu makhluk ciptaan-Mu, atau disimpan untuk dirimu sendiri di tempat tersembunyi yang ghaib, untuk menjadikan Al-Qur'an mata air hatiku dan sarana untuk membersihkan kepedulianku dan kesedihan.” Dia menyatakan bahwa tidak ada yang pernah mengatakannya tanpa Tuhan menghilangkan kesedihannya dan memberinya sukacita alih-alih itu. Razin mengirimkannya.