عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:" ثَلَاثَةٌ تَحْتَ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْقُرْآنُ يُحَاجُّ الْعِبَادَ لَهُ ظَهْرٌ وَبَطْنٌ وَالْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ تُنَادِي: أَلَا مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ ". رَوَاهُ فِي شرح السّنة
Terjemahan

Ibnu Abbas berkata bahwa salah seorang sahabat Nabi mendirikan tendanya di atas kuburan tanpa menyadari bahwa itu adalah kuburan, dan di dalamnya terdapat seorang pria yang sedang membaca surah, “Diberkatilah Dia yang di tangannya ada kerajaan,” sampai akhir. Dia pergi dan memberi tahu Nabi, yang berkata, “Itu adalah pembela; itu adalah pelindung yang melindunginya dari siksa Allah.” Tirmidhi menyebarkannya, mengatakan ini adalah tradisi gharib.