عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:" ثَلَاثَةٌ تَحْتَ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْقُرْآنُ يُحَاجُّ الْعِبَادَ لَهُ ظَهْرٌ وَبَطْنٌ وَالْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ تُنَادِي: أَلَا مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ ". رَوَاهُ فِي شرح السّنة
Terjemahan

Jabir mengatakan sudah menjadi kebiasaan Nabi untuk tidak tidur sampai dia membaca “A.L. M yang diturunkan,” (Qur'an, 32) dan “Diberkatilah Dia yang di tangan-Nya ada kerajaan.” Ahmad, Tirmidhi dan Dārimī mentransmisikannya, Tirmidhi mengatakan ini adalah tradisi sahih. Hal yang sama dikatakan dalam Syariah as-sunna, tetapi dalam al-Masābīh disebut gharīb.