عَن أبي أَيُّوب قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُرِّبَ طَعَامٌ فَلَمْ أَرَ طَعَامًا كَانَ أَعْظَمَ بَرَكَةً مِنْهُ أَوَّلَ مَا أَكَلْنَا وَلَا أَقَلَّ بَرَكَةً فِي آخِرِهِ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ هَذَا؟ قَالَ: «إِنَّا ذَكَرْنَا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ حِينَ أَكَلْنَا ثُمَّ قَعَدَ مَنْ أَكَلَ وَلَمْ يُسَمِّ اللَّهَ فَأَكَلَ مَعَهُ الشَّيْطَانُ» . رَوَاهُ فِي شرح السّنة
Terjemahan
Sa'd katanya
Ketika saya sakit Nabi datang mengunjungi saya, dan meletakkan tangannya di antara puting saya sehingga saya merasakan kesejukan di hati saya, dia berkata, “Anda menderita penyakit jantung. Pergilah kepada al-Harith b. Kalada yang menjadi milik Thaqif, karena dia berobat, dan mintalah dia mengambil tujuh kurma Ajwa Madinah dan memukulnya bersama-sama dengan batu-batu mereka, kemudian memberikannya kepadamu.” Abu Dawud menuliskannya.