عَن المقدامِ بن معدي كرب سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «أَيُّمَا مُسْلِمٍ ضَافَ قَوْمًا فَأَصْبَحَ الضَّيْفُ مَحْرُومًا كَانَ حَقًّا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ نَصْرُهُ حَتَّى يَأْخُذَ لَهُ بِقِرَاهُ مِنْ مَالِهِ وَزَرْعِهِ» . رَوَاهُ الدَّارمِيّ وَأَبُو دَاوُد
وَفِي رِوَايَة: «وَأَيُّمَا رَجُلٍ ضَافَ قَوْمًا فَلَمْ يُقْرُوهُ كَانَ لَهُ أَن يعقبهم بِمثل قراه»
Terjemahan
Wahshi b. Harb, atas otoritas ayahnya, mengatakan kakeknya menceritakan tentang sahabat-sahabat utusan Tuhan berkata, “Utusan Tuhan, kami makan tetapi tidak kenyang.” Dia menyarankan agar mereka makan secara terpisah, dan ketika mereka menjawab bahwa itu benar, dia berkata, “Jika kamu berkumpul bersama untuk makan dan menyebut nama Tuhan, kamu akan diberkati di dalamnya.” Abu Dawud menuliskannya.