عَنْ أَبِي بَكْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّهُ رَخَّصَ لِلْمُسَافِرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمًا وَلَيْلَةً إِذَا تَطَهَّرَ فَلَبِسَ خُفَّيْهِ أَنْ يَمْسَحَ عَلَيْهِمَا. رَوَاهُ الْأَثْرَمُ فِي سُنَنِهِ وَابْنُ خُزَيْمَةَ وَالدَّارَقُطْنِيّ وَقَالَ الْخَطَّابِيُّ: هُوَ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ هَكَذَا فِي الْمُنْتَقى
Terjemahan
Abu Bakar mengatakan bahwa Nabi mengizinkan pengembara untuk menyeka sepatunya selama tiga hari tiga malam, dan bagi seseorang yang tidak bepergian selama siang dan malam, jika berada dalam keadaan suci ketika dia memakainya. Al-Athram menyampaikannya dalam Sunannya. Ibnu Khuzaima dan Daraqutni juga menyebarkannya. Al-Khattabi mengatakan inal-Muntaqa bahwa isnad itu sehat.