عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ فَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ وَلَمْ يَتْرُكْ وَفَاءً فَعَلَيَّ قَضَاؤُهُ. وَمَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِوَرَثَتِهِ» . وَفِي رِوَايَة: «من ترك دينا أَو ضيَاعًا فَلْيَأْتِنِي فَأَنَا مَوْلَاهُ» . وَفِي رِوَايَةٍ: «مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِوَرَثَتِهِ وَمَنْ تَرَكَ كَلًّا فَإِلَيْنَا»
Salin

Abu Huraira melaporkan Nabi berkata, “Saya lebih dekat dengan orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, jadi jika seseorang meninggal meninggalkan hutang tanpa meninggalkan cukup untuk membayarnya, saya akan bertanggung jawab untuk membayarnya, dan jika ada yang meninggalkan harta benda itu jatuh kepada ahli warisnya.” Suatu versi mengatakan, “Jika seseorang meninggalkan hutang atau anak-anak tanpa pemeliharaan, biarkan masalah itu datang kepada saya, karena saya adalah walinya.” Versi lain memiliki, “Jika ada yang meninggalkan properti, itu jatuh ke ahli warisnya dan jika ada yang meninggalkan tanggungan tanpa sumber daya, mereka datang kepada kami.” (Bukhari dan Muslim.)