حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ، وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالاَ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ، - يَعْنِيَانِ الْحِزَامِيَّ ح وَحَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَعَمْرٌو النَّاقِدُ، قَالاَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، كِلاَهُمَا عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَفِي حَدِيثِ زُهَيْرٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ‏.‏ وَقَالَ عَمْرٌو رِوَايَةً ‏"‏ النَّاسُ تَبَعٌ لِقُرَيْشٍ فِي هَذَا الشَّأْنِ مُسْلِمُهُمْ لِمُسْلِمِهِمْ وَكَافِرُهُمْ لِكَافِرِهِمْ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Telah diriwayatkan tentang otoritas Jabir b. Samura yang mengatakan

Saya bergabung dengan rombongan Nabi (صلى الله عليه وسلم) dengan ayah saya dan saya mendengar dia berkata: Khilafah ini tidak akan berakhir sampai ada dua belas khalifah di antara mereka. Narator berkata: Kemudian dia (Nabi) mengatakan sesuatu yang tidak bisa saya ikuti. Saya berkata kepada ayah saya: Apa yang dia katakan? Dia berkata: Dia telah berkata: Mereka semua akan berasal dari Quraisy.

Comment

Kitab tentang Pemerintahan - Sahih Muslim 1821a

Tradisi ini dari Nabi Muhammad (ﷺ) mengandung hikmah yang mendalam mengenai pemerintahan Islam dan suksesi kepemimpinan. Penyebutan dua belas khalifah menetapkan kerangka numerik yang jelas untuk kepemimpinan yang benar dalam komunitas Muslim.

Dua Belas Khalifah

Angka dua belas memiliki makna simbolis yang signifikan dalam tradisi Islam, mewakili kelengkapan dan tatanan ilahi. Khalifah-khalifah ini dipahami sebagai penguasa yang adil yang akan mempertahankan penerapan hukum Islam yang tepat dan melestarikan persatuan umat Muslim.

Para ulama telah berbeda dalam mengidentifikasi dua belas penguasa ini sepanjang sejarah, dengan beberapa interpretasi termasuk Khalifah yang Dibimbing dengan Benar dan penguasa adil berikutnya yang menjunjung tradisi kenabian.

Persyaratan Keturunan Quraish

Spesifikasi bahwa semua khalifah akan berasal dari Quraish mencerminkan hikmah kenabian dalam mempertahankan kelangsungan dan stabilitas suku dalam kepemimpinan. Quraish, sebagai suku Nabi (ﷺ), memegang posisi kehormatan dan tanggung jawab khusus dalam masyarakat Islam awal.

Kondisi ini memastikan bahwa kepemimpinan tetap berada dalam suku yang memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip Islam dan dapat memperoleh penerimaan luas di antara berbagai suku Arab, sehingga mencegah potensi konflik atas klaim kepemimpinan.

Interpretasi Ulama

Ulama klasik menekankan bahwa nubuat ini merujuk pada khalifah yang memerintah sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, bukan hanya mereka yang memegang kekuasaan politik. "Kekhalifahan" yang disebutkan di sini menandakan sistem pemerintahan Islam yang tepat daripada entitas politik tertentu.

Bagian yang tidak jelas dari narasi, yang tidak dapat didengar dengan jelas oleh sahabat, telah menjadi subjek berbagai interpretasi ulama, dengan beberapa menyarankan bahwa itu mungkin mengandung detail tambahan tentang karakteristik atau tantangan yang akan dihadapi khalifah-khalifah ini.