Aku mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Urusan umat akan terus dijalankan (dengan baik) selama mereka diperintah oleh dua belas orang. Kemudian Nabi (صلى الله عليه وسلم) mengucapkan kata-kata yang tidak jelas bagiku. Saya bertanya kepada ayah saya: Apa yang dikatakan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)? Dia berkata: Semua (dua belas orang) akan berasal dari Quraisy.
Kitab tentang Pemerintahan - Sahih Muslim 1821b
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Tradisi ini dari Jabir ibn Samurah, yang dipelihara dalam Sahih Muslim, membahas masalah penting kepemimpinan yang benar dan dampak mendalamnya terhadap kesejahteraan komunitas Muslim.
Komentar atas Teks Hadis
Pernyataan Nabi "Urusan masyarakat akan terus dilaksanakan (dengan baik)" menunjukkan bahwa tata kelola yang tepat dan integritas agama terkait langsung dengan kepemimpinan yang benar. Istilah "dilaksanakan dengan baik" mencakup administrasi duniawi dan pelestarian agama.
Angka dua belas memiliki makna penting dalam tradisi Islam, mewakili kelengkapan dan ketetapan ilahi, mirip dengan dua belas bulan dalam setahun atau dua belas suku Israel. Angka ini melambangkan para pemimpin benar yang berturut-turut yang akan mempertahankan Syariah.
Klarifikasi bahwa semua dua belas berasal dari Quraish menetapkan kebijaksanaan Kenabian dalam mempertahankan kelangsungan suku untuk stabilitas politik, karena Quraish memiliki otoritas yang diakui di antara orang Arab, mencegah potensi konflik atas kepemimpinan.
Interpretasi Ulama
Ulama klasik berbeda pendapat mengenai identitas dua belas pemimpin ini. Beberapa menafsirkannya sebagai empat Khalifah yang Dibimbing dengan Benar pertama bersama delapan khalifah Umayyah dan Abbasiyah yang umumnya menegakkan keadilan. Yang lain memandangnya termasuk Mahdi yang akan muncul di akhir zaman.
Imam An-Nawawi menjelaskan ini merujuk pada pemimpin yang akan muncul sepanjang sejarah Islam hingga Hari Kiamat ditetapkan, di mana selama pemerintahan mereka agama tetap nyata dan komunitas bersatu di bawah pemerintahan Islam.
Kebijaksanaan di balik penentuan garis keturunan Quraish terletak pada pencegahan perselisihan sipil, karena suku ini menikmati pengakuan universal atas status kepemimpinan mereka, sehingga mempertahankan persatuan komunitas dan mencegah perebutan kekuasaan yang merusak.
Relevansi Kontemporer
Hadis ini menekankan persyaratan Islam untuk kepemimpinan yang berkualitas yang menerapkan hukum ilahi, mengingatkan Muslim bahwa stabilitas politik dan pelestarian agama adalah tanggung jawab yang saling terkait.
Tradisi ini mendorong Muslim untuk mencari pemimpin yang berpengetahuan dan adil yang memerintah berdasarkan Al-Quran dan Sunnah, sambil menerima kebijaksanaan Kenabian dalam menetapkan kriteria kepemimpinan yang memastikan harmoni komunitas.