Hadits ini telah diriwayatkan atas kewibawaan Jabir b. Samura melalui rantai pemancar lain.
Kitab tentang Pemerintahan - Sahih Muslim 1821 c
Narasi ini dari Jabir ibn Samura, yang ditransmisikan melalui rantai perawi alternatif (isnad), memperkuat keaslian dan keandalan ajaran kenabian. Dalam ilmu Islam, rantai transmisi berganda memperkuat klasifikasi hadis sebagai sahih dan menunjukkan penerimaannya yang luas di antara para Sahabat.
Komentar Ilmiah tentang Rantai Berganda
Keberadaan jalur transmisi berganda menunjukkan pentingnya hadis dan pelestariannya yang hati-hati oleh komunitas Muslim awal. Setiap rantai menjalani pemeriksaan ketat oleh para ahli ilmu hadis ('ilm al-rijal) untuk memverifikasi integritas, ingatan, dan keandalan setiap perawi.
Ketika sebuah hadis muncul melalui sahabat dan pemancar yang berbeda, ia mencapai tingkat keaslian tertinggi dan menjadi bukti yang mengikat dalam yurisprudensi Islam. Transmisi khusus melalui rantai alternatif Jabir ibn Samura ini memberikan kepastian tambahan tentang ajaran Nabi mengenai pemerintahan dan kepemimpinan.
Implikasi Hukum dan Teologis
Penguatan melalui rantai berganda menjadikan hadis ini sebagai bukti yang menentukan dalam hal pemerintahan Islam, mengharuskan umat Islam untuk memperhatikan panduannya mengenai ketaatan kepada penguasa yang sah dan perilaku yang tepat dari penguasa dan yang diperintah.
Para ahli menekankan bahwa narasi yang teruji dengan baik seperti ini membentuk dasar teori politik Islam, menguraikan hak dan tanggung jawab timbal balik antara yang memerintah dan yang diperintah, sambil mempertahankan supremasi hukum Islam sebagai otoritas pemerintahan tertinggi.