Amati moderasi (dalam melakukan perbuatan), dan jika Anda gagal mematuhinya dengan sempurna, cobalah untuk melakukan sebanyak yang Anda bisa lakukan (untuk hidup sesuai dengan cita-cita moderasi ini) dan berbahagialah karena tidak ada yang bisa masuk ke surga karena perbuatannya saja. Mereka (para sahabat Nabi Suci) berkata: Rasulullah, bahkan engkau? Kemudian dia berkata: Bahkan bukan aku, tetapi bahwa Allah membungkus aku dengan rahmat-Nya, dan ingatlah bahwa perbuatan yang paling dicintai oleh Allah adalah perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus meskipun kecil.
Eksposisi Hadis tentang Kesederhanaan dan Rahmat Ilahi
Tradisi mulia dari Sahih Muslim (2818a) ini mengandung hikmah mendalam mengenai praktik spiritual dan rahmat ilahi. Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) memerintahkan para sahabatnya untuk mengadopsi kesederhanaan dalam ibadah, karena konsistensi dalam perbuatan sederhana lebih unggul daripada intensitas sporadis yang mengarah pada pengabaian.
Prinsip Kesederhanaan dalam Ibadah
Perintah untuk mengamati kesederhanaan (al-qasd) dalam perbuatan agama mencerminkan sifat seimbang Islam. Para ulama menjelaskan bahwa seseorang tidak boleh menguras diri melalui ibadah yang berlebihan atau mengabaikan kewajiban melalui kemalasan. Jalan tengah memastikan keberlanjutan dalam perjalanan spiritual seseorang.
Ketika Nabi berkata "jika kamu gagal mengamatinya dengan sempurna, cobalah untuk melakukan sebanyak yang kamu bisa," dia mengakui keterbatasan manusia sambil mendorong upaya yang berkelanjutan. Ini menunjukkan sifat hukum Islam yang penuh kasih, yang mempertimbangkan kapasitas manusia.
Surga Melalui Rahmat Ilahi, Bukan Hanya Perbuatan
Pernyataan mendalam bahwa "tidak ada yang akan mampu masuk Surga karena perbuatannya saja" menetapkan doktrin Islam fundamental bahwa keselamatan pada akhirnya bergantung pada rahmat Allah. Bahkan Nabi sendiri menegaskan bahwa dia tidak akan masuk Surga melalui perbuatannya saja, tetapi melalui rahmat ilahi.
Ajaran ini melindungi dari kesombongan spiritual dan memperkuat ketergantungan sepenuhnya pada Allah. Perbuatan baik diperlukan, tetapi mereka berfungsi sebagai sarana untuk mencari keridhaan dan rahmat Allah, bukan sebagai tiket yang dibeli untuk masuk Surga.
Keunggulan Perbuatan yang Konsisten
Bagian terakhir menekankan bahwa perbuatan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara konsisten, meskipun kecil. Para ulama menjelaskan bahwa perbuatan kecil yang dilakukan secara teratur menciptakan koneksi yang berkelanjutan dengan Allah dan menjadi tertanam dalam karakter seseorang.
Prinsip ini mendorong umat beriman untuk mengadopsi praktik spiritual yang berkelanjutan daripada membebani diri dengan ibadah yang tidak dapat mereka pertahankan. Satu bab Al-Quran yang dibaca setiap hari dengan renungan lebih unggul daripada menyelesaikan seluruh Al-Quran sekali dengan tergesa-gesa dan pengabaian.