حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلاَقَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ،
شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ أَتَكَلَّفُ هَذَا وَقَدْ
غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ " أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا " .
Salin
A'isyah melaporkan bahwa ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) sibuk dalam shalat, dia mengamati qiyam (postur berdiri shalat) sedemikian rupa sehingga kakinya bengkak. A'isha berkata
Rasulullah engkau melakukan ini (terlepas dari kenyataan) bahwa dosa-dosamu sebelumnya dan kemudian telah diampuni untukmu? Setelah itu, katanya. Aisyah, bukankah haruskah aku membuktikan diriku sebagai hamba syukur (Allah)?