حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، قَالاَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي، نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِشِقَّتَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ اشْهَدُوا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan

Ibnu 'Abbas melaporkan bahwa bulan terbelah selama masa hidup Rasulullah (semoga 'saw') Ibnu 'Abbas melaporkan bahwa bulan telah terbelah selama hidup Rasulullah -radhiyallahu 'alaihi wa sallam.

Comment

Pembelahan Bulan: Sebuah Mukjizat Ilahi

Narasi ini dari Sahih Muslim 2803 menggambarkan salah satu mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad (semoga damai menyertainya). Pembelahan bulan terjadi sebagai tanggapan atas tuntutan orang-orang kafir akan sebuah tanda, yang berfungsi sebagai bukti jelas kenabiannya.

Komentar Ilmiah

Para ulama klasik menjelaskan peristiwa ini sebagai pembelahan bulan secara harfiah menjadi dua bagian yang terpisah secara kasat mata. Mukjizat ini disebutkan dalam Al-Quran (54:1): "Hari Kiamat telah dekat, dan bulan telah terbelah."

Ibn Kathir mencatat bahwa peristiwa ini disaksikan oleh orang-orang di berbagai wilayah dan berfungsi sebagai tanda yang tak terbantahkan bagi mereka yang merenungkan. Mukjizat ini menunjukkan kekuasaan Allah dan dukungan-Nya untuk utusan terakhir-Nya.

Para ulama menekankan bahwa mukjizat yang jelas seperti ini juga diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya, tetapi Al-Quran tetap menjadi mukjizat abadi bagi seluruh umat manusia hingga Hari Kiamat.

Pelajaran dan Renungan

Peristiwa ini mengingatkan orang beriman akan kekuasaan mutlak Allah atas ciptaan dan berfungsi sebagai konfirmasi kebenaran ajaran Islam.

Ini mengajarkan kita bahwa meskipun mukjizat dapat meyakinkan beberapa orang, iman sejati datang dari perenungan dan penyerahan kepada kehendak Allah, bukan hanya menyaksikan peristiwa supernatural.