Matahari dan bulan adalah dua tanda Allah; mereka tidak dikalahkan karena kematian siapa pun atau karena kelahiran siapa pun. Jadi apabila kamu melihat mereka, muliakan dan berdoa kepada Allah, berdoa, bersedekah. Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih marah daripada Allah ketika hamba atau pembantu-Nya melakukan percabulan. Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kamu tahu apa yang aku tahu, kamu akan banyak menangis dan sedikit tertawa.
Kitab Doa - Gerhana
Sahih Muslim 901 a
Penjelasan Hadis
Hadis mulia dari Nabi Muhammad (semoga damai bersamanya) ini mengandung hikmah mendalam mengenai fenomena langit dan kebijaksanaan ilahi. Utusan Allah menjelaskan bahwa gerhana bukanlah pertanda peristiwa duniawi melainkan tanda dari Allah untuk menginspirasi refleksi dan pengabdian.
Ketika Nabi menyatakan "mereka tidak gerhana karena kematian atau kelahiran siapa pun," ia membantah takhayul pra-Islam yang lazim di Arab. Ini menetapkan prinsip Islam bahwa peristiwa langit beroperasi sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan Allah, bukan sebagai indikator urusan manusia.
Tindakan yang Ditentukan Selama Gerhana
Perintah untuk "memuliakan dan memohon kepada Allah, melaksanakan shalat, memberikan sedekah" menunjukkan bahwa gerhana seharusnya memicu kebangkitan spiritual. Shalat gerhana (Salat al-Kusuf) adalah Sunnah yang dikonfirmasi di mana umat Islam berkumpul dalam jemaah untuk mencari rahmat dan perlindungan Allah.
Pemberian sedekah selama waktu ini membawa keutamaan khusus, karena menggabungkan ibadah fisik dengan tanggung jawab sosial, mengubah peristiwa kosmik menjadi peluang untuk manfaat komunitas dan pemurnian spiritual.
Ketidaksenangan Ilahi dan Akuntabilitas Manusia
Penyebutan kemarahan Allah terhadap perzinaan berfungsi sebagai pengingat yang kuat bahwa meskipun fenomena alam bukanlah hukuman, pelanggaran moral benar-benar membuat Pencipta kita marah. Ini menghubungkan tanda-tanda kosmik dengan perilaku etis.
Seruan terakhir untuk "banyak menangis dan sedikit tertawa" mengungkapkan kesadaran mendalam Nabi akan realitas ilahi yang tidak terlihat oleh orang biasa. Ini mendorong orang beriman untuk menjaga keseimbangan antara keterlibatan duniawi dan kesiapan spiritual, selalu mengingat Akhirat.