Oh, Penghuni Firdaus, dan mereka akan berkata sebagai tanggapan: Atas pelayanan dan kesenangan-Mu, Tuhan kami, kebaikan ada di Tangan-Mu. Dia (Tuhan) akan berkata: Apakah kamu berkenan sekarang? Mereka akan berkata: Mengapa kami tidak berkenan, ya Tuhan, ketika Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada salah satu dari makhluk-Mu? Namun, dia akan berkata: Bolehkah Aku tidak memberimu (sesuatu) yang lebih baik dari itu? Dan mereka akan berkata: Ya Tuhan, hal apa yang lebih baik dari ini? Dan Dia akan berkata: Aku akan menyebabkan kesenangan-Ku turun ke atasmu dan Aku tidak akan pernah kesal denganmu.
Kitab Surga, Deskripsinya, Nikmatnya, dan Penghuninya
Sahih Muslim 2829 - Komentar oleh Imam An-Nawawi
Dialog Ilahi di Surga
Hadis yang diberkati ini menggambarkan percakapan agung antara Allah Yang Maha Kuasa dan penghuni Surga. Frasa "Wahai, Penghuni Surga" menunjukkan sapaan langsung Allah kepada hamba-hamba-Nya yang tercinta, menandakan kehormatan dan kedekatan khusus.
Tanggapan mereka "Kami siap melayani dan menyenangkan-Mu" (Labbaika wa Sa'daika) menunjukkan ketundukan dan kesiapan mereka yang sepenuhnya untuk taat, mencerminkan keadaan hati mereka yang sempurna di Surga.
Hadiah Terakhir
Ketika Allah bertanya apakah mereka puas, tanggapan mereka mengakui bahwa Dia telah memberikan kepada mereka apa yang tidak diterima oleh ciptaan lain. Ini termasuk kehidupan abadi, masa muda yang kekal, kesehatan sempurna, dan nikmat yang tak terbayangkan.
Janji ilahi "Aku akan menurunkan keridhaan-Ku kepadamu" menandakan pahala terakhir - kepuasan dan keridhaan Allah yang abadi (Ridwan). Ini melampaui semua berkah material Surga.
Keamanan Abadi
"Aku tidak akan pernah setelah itu marah kepadamu" menjamin penerimaan dan perlindungan ilahi yang permanen dari ketidaksenangan Allah. Jaminan ini menghilangkan segala ketakutan akan kehilangan atau perubahan dalam keadaan mereka yang diberkati, mengonfirmasi keabadian kegembiraan Surga.
Dialog ini menggambarkan kesuksesan terakhir - mencapai keridhaan Allah yang abadi, yang merupakan tujuan tertinggi setiap orang beriman dan puncak dari perbuatan baik.