حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، كِلاَهُمَا عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، - قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، - عَنْ خَالِدٍ، قَالَ حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ حُمْرَانَ، عَنْ عُثْمَانَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan tentang kewibawaan Mu'adh b. Jabal

Saya menunggangi di belakang Nabi (صلى الله عليه وسلم) dan tidak ada apa-apa di antara dia dan saya kecuali bagian belakang pelana, ketika dia berkata: Mu'adh b. Jabal: Yang saya jawab: Atas panggilan dan panggilanmu, dan atas kehendakmu, Rasulullah! Dia berjalan selama beberapa menit, ketika sekali lagi dia berkata: Mu'adh b. Jabal: Yang saya jawab: Atas panggilan dan panggilan Anda, dan atas kesenangan Anda, Rasulullah! Dia kemudian kembali berjalan selama beberapa menit dan berkata: Mu'adh b. Jabal: Yang saya jawab. Atas panggilan dan panggilan Anda, dan sesuai keinginan Anda. Rasulullah Dia (Nabi Suci) bersabda: Tahukah kamu apakah hak Allah atas hamba-hamba-Nya? Aku berkata: Allah dan Rasul-Nya yang paling maha tahu. Dia (Nabi Suci) bersabda: Sesungguhnya hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah bahwa mereka harus menyembah-Nya, tidak bersekutu dengan Dia. Dia (Nabi Suci) dengan Mu'adh di belakangnya, bergerak selama beberapa menit dan berkata: Mu'adh b. Jabal: Yang saya jawab: Atas panggilan dan panggilanmu, dan atas keinginanmu, Rasulullah! Dia (Nabi Suci) bersabda: Tahukah kamu hak apa yang dimiliki hamba-hamba Allah jika mereka melakukannya (yaitu mereka menyembah Allah tanpa berhubungan dengan Dia)? Aku (Mu'adh b. Jabal) menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang paling maha tahu. (Atas hal ini) dia (Nabi Suci) berkomentar: Bahwa Dia tidak akan menyiksa mereka (dengan api neraka).

Comment

Kitab Iman - Sahih Muslim 30a

Narasi ini dari Mu'adh ibn Jabal, yang tercatat dalam Sahih Muslim, berisi salah satu ajaran paling mendasar mengenai hak antara Allah dan hamba-hamba-Nya. Panggilan berulang Nabi atas nama Mu'adh menunjukkan keseriusan dan pentingnya apa yang akan menyusul.

Hak Allah Atas Hamba-Hamba-Nya

Hak utama yang dimiliki Allah atas ciptaan-Nya adalah ibadah murni (ibadah) tanpa bentuk syirik apa pun (menyekutukan-Nya). Ini membentuk esensi Tauhid - keesaan mutlak Allah dalam ketuhanan, ibadah, dan sifat-sifat-Nya.

Ibadah ini mencakup semua aspek kehidupan - keyakinan, ucapan, dan tindakan - semuanya diarahkan hanya kepada Allah sesuai dengan cara yang Dia tetapkan melalui Rasul-Nya.

Hak Hamba Atas Allah

Ketika hamba memenuhi kewajiban ibadah monoteistik murni mereka, Allah berjanji tidak akan menghukum mereka dengan Api Neraka. Ini menunjukkan keadilan sempurna Allah dan rahmat-Nya yang tak terbatas.

Para ulama menjelaskan ini mencakup mereka yang mempertahankan Tauhid hingga mati, meskipun dosa kecil mungkin memerlukan pemurnian. Janji ini berlaku khusus untuk hukuman abadi, tidak harus pemurnian sementara untuk dosa.

Observasi Ilmiah

Latar belakang - berkuda bersama dalam jarak dekat - menunjukkan sifat pribadi dari ajaran ini dan perhatian khusus yang diberikan kepada Mu'adh, yang kemudian menjadi guru besar di Yaman.

Pengulangan Nabi sebelum setiap pertanyaan menekankan pentingnya masalah ini dan mempersiapkan hati pendengar untuk menerima pengetahuan mendasar ini.

Tanggapan Mu'adh "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu" menunjukkan etika yang tepat ketika ditanya tentang hal-hal pengetahuan agama di luar pemahaman seseorang.