Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir tidak merugikan adalah sesama, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir menunjukkan kemurahan hati kepada tamunya dan orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir berbicara baik atau diam.
Kitab Iman - Sahih Muslim 47b
Hadis mulia ini dari Kitab Iman Sahih Muslim mengandung hikmah mendalam yang menghubungkan iman sejati dengan perilaku praktis terhadap orang lain. Nabi Muhammad (semoga damai menyertainya) menetapkan tiga prinsip fundamental yang menunjukkan keyakinan sejati kepada Allah dan Hari Akhir.
Tidak Menyakiti Tetangga
Larangan pertama melarang menyakiti tetangga, mencakup segala bentuk cedera - fisik, verbal, atau melalui harta. Ulama klasik menekankan bahwa "tetangga" mencakup semua orang dari berbagai keyakinan dalam sekitar empat puluh rumah di segala arah. Iman sejati terwujud sebagai penghindaran hati-hati untuk menyebabkan kesusahan atau kerusakan pada mereka yang tinggal di dekatnya.
Keramahan kepada Tamu
Karakteristik kedua adalah keramahan yang murah hati. Ulama menjelaskan bahwa ini melibatkan menyambut tamu dengan hangat, menyediakan makanan dan kenyamanan setidaknya selama tiga hari sebagaimana sunnah mengajarkan. Ini mencerminkan kemurahan hati orang beriman dan pengakuan bahwa rezeki berasal dari Allah, memupuk ikatan komunitas dan memenuhi hak-hak orang lain atas kita.
Ucapan yang Terjaga
Ajaran terakhir berkaitan dengan pengaturan ucapan. Ulama menafsirkan ini sebagai berbicara kata-kata yang bermanfaat atau menjaga diam. Ucapan berbahaya termasuk berbohong, menggunjing, fitnah, dan omong kosong. Imam Al-Nawawi berkomentar bahwa prinsip tunggal ini, jika diterapkan dengan benar, akan cukup untuk sebagian besar kesempurnaan spiritual, karena sebagian besar dosa berasal dari lidah.
Kebajikan yang Saling Terhubung
Ketiga larangan ini adalah manifestasi yang saling terhubung dari iman yang lengkap. Mereka mengubah keyakinan abstrak menjadi etika sosial yang nyata. Pengulangan "dia yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir" menekankan bahwa ini bukan hanya konvensi sosial tetapi ekspresi penting dari iman sejati yang akan dipertanggungjawabkan pada Hari Pengadilan.