Tiga adalah tanda-tanda seorang munafik: ketika dia berbicara dia berbohong, ketika dia membuat janji dia bertindak khianat terhadapnya, ketika dia dipercaya dia mengkhianati.
Kitab Iman - Sahih Muslim 59a
Komentar ini mengkaji hadis mendalam dari Sahih Muslim yang menguraikan tiga ciri khas kemunafikan (nifāq) dalam perilaku seorang mukmin.
Tanda Pertama: Berbohong dalam Ucapan
Ketika munafik berbicara, dia sengaja mengucapkan kebohongan. Para ulama menjelaskan bahwa ini menunjukkan kerusakan mendasar dalam hubungan seseorang dengan kebenaran, di mana lidah menjadi alat penipuan daripada menyampaikan realitas sebagaimana ditetapkan oleh Allah.
Imam Nawawi berkomentar bahwa kebohongan ini memanifestasikan kemunafikan internal secara lahiriah, menunjukkan ketidaksesuaian antara keadaan batin dan ekspresi lahiriah seseorang.
Tanda Kedua: Melanggar Janji
Munafik membuat perjanjian dan ikrar tetapi melanggarnya tanpa alasan yang sah. Ulama klasik menekankan bahwa memenuhi janji adalah salah satu tanda iman terbesar, karena menunjukkan integritas dan takut kepada Allah.
Ibn Rajab al-Hanbali menjelaskan bahwa pelanggaran janji berasal dari iman yang lemah dan kurangnya perhatian terhadap kewajiban agama, menunjukkan pengabaian terhadap hak orang lain.
Tanda Ketiga: Mengkhianati Kepercayaan
Ketika dipercayakan dengan harta, rahasia, atau tanggung jawab, munafik mengkhianati kepercayaan ini. Para ulama menjelaskan bahwa dapat dipercaya (amānah) adalah landasan karakter Islam, sementara pengkhianatan menunjukkan kekurangan moral.
Al-Qurtubi mencatat bahwa karakteristik ini khususnya merusak hubungan sosial dan merusak struktur komunitas Muslim, yang bergantung pada kepercayaan dan keandalan timbal balik.
Kesimpulan Ulama
Mayoritas ulama berpendapat bahwa tanda-tanda ini merujuk pada kemunafikan praktis dalam perilaku daripada kemunafikan mutlak ketidakpercayaan. Seorang mukmin yang menunjukkan sifat-sifat ini terlibat dalam perilaku munafik yang harus dipertobatkan.
Imam Ghazali menekankan bahwa pelaksanaan sesekali dosa-dosa ini tidak membuat seseorang menjadi munafik sepenuhnya, tetapi praktik terus-menerus tanpa penyesalan menunjukkan penyakit spiritual berbahaya yang memerlukan reformasi segera.