Rasulullah ditanya tentang perbuatan terbaik. Dia mengamati: Beriman kepada Allah. Dia (penanya) berkata: Apa selanjutnya? Dia (Nabi Suci) menjawab: Jihad (perjuangan semaksimal mungkin) demi Allah. Dia (penanya) sekali lagi berkata: Apa selanjutnya? Dia (Nabi Suci) menjawab: Ziarah diterima dalam rahmat Tuhan. Dalam. tradisi yang diriwayatkan tentang otoritas Muhammad b. Ja'far (kata-katanya) bahwa dia (Nabi Suci) berkata: Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Muhammad b. Rafi dan 'Abd b. Humaid, 'Abdur-Razzaq dan Ma'mar dan Zuhri telah meriwayatkan hadis seperti ini atas otoritas rantai pemancar yang sama.
Kitab Iman - Sahih Muslim 83
Riwayat ini dari Sahih Muslim menetapkan hierarki amal saleh dalam Islam, dengan iman menempati posisi terdepan, diikuti oleh jihad, kemudian haji mabrur.
Komentar tentang Hierarki Amal
Jawaban Nabi dimulai dengan "Iman kepada Allah" sebagai fondasi semua tindakan saleh. Tanpa iman yang benar, tidak ada amal yang diterima oleh Allah. Ini menekankan bahwa iman bukan hanya pengakuan lisan tetapi mencakup keyakinan dalam hati dan ketundukan dalam praktik.
Jihad mengikuti sebagai puncak pengabdian fisik, mewakili pengorbanan tertinggi jiwa dan harta untuk tujuan ilahi. Para ulama menjelaskan ini mencakup jihad besar (perjuangan melawan diri sendiri) dan jihad kecil (perjuangan saleh).
Haji mabrur melengkapi triad ini, mewakili kesempurnaan ibadah melalui pengabdian menyeluruh. Syarat "diterima ke dalam rahmat Tuhan" menunjukkan bahwa sekadar pelaksanaan ritual tidak cukup tanpa keikhlasan dan kepatuhan pada bimbingan kenabian.
Wawasan Ilmiah
Komentator klasik mencatat bahwa hierarki ini menunjukkan keseimbangan Islam antara iman internal dan tindakan eksternal. Iman membumi jiwa, jihad melindungi iman, dan haji menyempurnakan ibadah.
Variasi dalam kata-kata ("Iman kepada Allah" vs "Iman kepada Allah dan Rasul-Nya") yang dilaporkan oleh perawi yang berbeda saling melengkapi daripada bertentangan, karena iman kepada Rasul melekat pada iman yang sempurna kepada Allah.
Ajaran ini mengingatkan orang beriman bahwa meskipun semua amal baik berharga, nilainya berasal dari iman yang benar dan diprioritaskan sesuai manfaatnya bagi individu dan komunitas.