حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، وَقَالَ، عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَىُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ ‏"‏ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ قُلْتُ لَهُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ ‏.‏ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ ‏"‏ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ ‏"‏ ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan tentang otoritas Abdullah b. Mas'ud yang dikatakan seorang pria

Rasulullah, pelanggaran manakah yang paling menyedihkan di mata Allah? Dia (Nabi Suci) menjawab: Bahwa kamu mengasosiasikan pasangan dengan Allah (terlepas dari kenyataan) bahwa Dia menciptakan kamu. Dia (orang itu) berkata: Apa selanjutnya? Dia (Nabi Suci) menjawab: Bahwa Anda membunuh anak Anda karena takut dia akan bergabung dengan Anda dalam makanan. Dia (penanya) berkata (lagi): Apa selanjutnya? Dia (Nabi Suci) menjawab: Bahwa kamu berzinah dengan istri tetanggamu. Dan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi bersaksi (dengan ayat ini): Semua orang yang tidak memanggil tuhan lain bersama Allah, dan janganlah membunuh jiwa yang dilarang Allah, kecuali untuk keadilan, atau melakukan percabulan, dan barangsiapa melakukan ini akan dibalas dosa (xxv. 68).

Comment

Kitab Iman - Sahih Muslim 86b

Riwayat ini dari Rasulullah (semoga damai besertanya) menetapkan hierarki dosa-dosa besar, dengan syirik (menyekutukan Allah) sebagai pelanggaran terberat. Tanggapan Nabi menunjukkan bahwa dosa terhadap hak-hak Allah didahulukan daripada dosa terhadap ciptaan.

Komentar tentang Syirik (Menyekutukan)

Dosa terdepan adalah syirik karena itu merupakan penolakan terhadap tauhid (kesatuan ilahi), tujuan dasar penciptaan. Allah menekankan "Dia menciptakan kamu" untuk mengingatkan bahwa Sang Pencipta saja yang layak disembah. Ini adalah ketidakadilan tertinggi, mengaitkan sifat-sifat ilahi kepada makhluk ciptaan.

Komentar tentang Membunuh Anak-Anak

Dosa berat kedua yang disebutkan adalah membunuh anak-anak karena ketakutan kemiskinan, dikenal sebagai wa'd al-banat di Arab pra-Islam. Ini melanggar kesucian hidup yang dianugerahkan Allah dan menunjukkan ketidakpercayaan pada penyediaan ilahi. Nabi menyoroti konteks sejarah spesifik ini sambil menetapkan larangan umum pembunuhan yang tidak sah.

Komentar tentang Perzinaan dengan Istri Tetangga

Perzinaan dengan istri tetangga menggabungkan banyak pelanggaran: melanggar kesucian perkawinan, mengkhianati kepercayaan komunitas, dan merusak struktur sosial. Spesifikasi "istri tetangga" menekankan dosa tambahan dari melanggar hak-hak tetangga, yang sangat dilindungi Islam.

Koroborasi Quran

Ajaran Nabi dikonfirmasi oleh Surah al-Furqan (25:68), menunjukkan harmoni antara Quran dan Sunnah. Ayat tersebut menyebutkan tiga dosa besar yang sama dalam urutan serupa, menunjukkan keseriusannya dalam penghakiman ilahi dan hukuman berat yang menunggu mereka yang melakukannya tanpa tobat.