حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، - وَاللَّفْظُ لأَبِي بَكْرٍ قَالَ إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، وَقَالَ الآخَرَانِ، حَدَّثَنَا - ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا هَمَّ عَبْدِي بِسَيِّئَةٍ فَلاَ تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا سَيِّئَةً وَإِذَا هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوهَا حَسَنَةً فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا عَشْرًا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan tentang kewibawaan Abu Huraira yang dirasakan oleh Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)

Allah Yang Maha Mulia berfirman: Setiap kali hamba-hambaku berniat untuk berbuat baik, tetapi tidak melakukannya, aku menulis satu perbuatan baik untuknya, tetapi jika dia mempraktekkannya, aku menulis dari sepuluh sampai tujuh ratus perbuatan baik yang menguntungkan dia. Ketika dia berniat untuk melakukan kejahatan, tetapi tidak benar-benar melakukannya, jangan mencatatnya. Tetapi jika dia melakukannya, saya hanya menulis satu kejahatan.

Comment

Kitab Iman - Sahih Muslim 128b

Hadis qudsi yang suci ini, yang diriwayatkan dalam Sahih Muslim, mengungkapkan rahmat dan kemurahan Allah yang tak terbatas terhadap hamba-hamba-Nya. Janji ilahi ini menunjukkan bahwa Allah memberi pahala niat yang disertai dengan tindakan dengan cara yang luar biasa, sementara pencatatan dosa-Nya minimal dan adil.

Komentar tentang Kemurahan Ilahi

Ketika seorang mukmin membentuk niat untuk melakukan perbuatan baik tetapi tidak dapat melaksanakannya karena alasan yang sah, Allah dalam kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas mencatat satu perbuatan baik yang lengkap. Ini mencerminkan pengakuan-Nya atas kemurnian niat di hati hamba-Nya.

Ketika mukmin benar-benar melakukan perbuatan baik, pahalanya berlipat ganda secara eksponensial - dari sepuluh hingga tujuh ratus kali atau bahkan lebih. Perkalian ini bervariasi berdasarkan ketulusan niat, keadaan pelaksanaan, dan keadaan spiritual pelakunya.

Rahmat Ilahi Mengenai Dosa

Untuk niat jahat yang tidak diwujudkan, Allah dalam rahmat-Nya tidak mencatatnya sama sekali. Ini menunjukkan anugerah perlindungan-Nya atas hamba-hamba-Nya, karena pikiran belaka yang dilawan tidak mengakibatkan hukuman ilahi.

Ketika perbuatan jahat benar-benar dilakukan, Allah hanya mencatat satu dosa tanpa perkalian. Ini sangat kontras dengan pahala yang berlipat ganda untuk perbuatan baik, menyoroti rahmat Allah yang luar biasa dan keinginan untuk mengampuni daripada menghukum.

Wawasan Ilmiah

Ulama klasik menjelaskan bahwa hadis ini mendorong umat beriman untuk memiliki niat baik secara terus-menerus, bahkan jika tidak dapat bertindak atasnya. Perkalian pahala untuk perbuatan nyata menginspirasi tindakan saleh yang konsisten.

Perbedaan antara niat dan tindakan mengenai dosa mengajarkan pentingnya mengendalikan tindakan seseorang dan mencari perlindungan Allah dari perbuatan jahat. Metodologi ilahi ini menyeimbangkan keadilan dengan rahmat, mendorong kebajikan sambil meminimalkan pencatatan keburukan.