حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، - وَاللَّفْظُ لأَبِي بَكْرٍ قَالَ إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، وَقَالَ الآخَرَانِ، حَدَّثَنَا - ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا هَمَّ عَبْدِي بِسَيِّئَةٍ فَلاَ تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا سَيِّئَةً وَإِذَا هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوهَا حَسَنَةً فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا عَشْرًا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Abu Huraira melaporkan bahwa Muhammad, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), berkata

Ketika terpikir oleh hamba saya bahwa dia harus melakukan perbuatan baik tetapi dia sebenarnya tidak melakukannya, catatlah satu kebaikan kepadanya, tetapi jika dia mempraktikkannya, saya membuat entri sepuluh perbuatan baik yang menguntungkannya. Ketika terpikir olehnya untuk melakukan kejahatan, tetapi dia tidak melakukannya, saya memaafkannya. Tetapi jika dia melakukannya, saya mencatat satu kejahatan terhadap namanya. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mematuhinya. Para malaikat berkata: Hamba-hambamu itu berniat untuk melakukan kejahatan. meskipun Tuhannya lebih waspada daripada dia. Atas hal ini Dia (Tuhan) berfirman: Awasi dia; jika dia melakukan (kejahatan), tulislah itu terhadap namanya tetapi jika dia menahan diri untuk tidak melakukannya, tulislah satu perbuatan baik atau dia, karena dia berhenti melakukannya demi Aku. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa di antara kamu beriman, segala perbuatan baiknya berlipat ganda dari sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat (dan dicatat dalam namanya) dan segala kejahatan yang dilakukannya dicatat seperti itu (yaitu, e. tanpa bertambah) sampai dia bertemu dengan Allah.

Comment

Kitab Iman - Sahih Muslim 129

Hadis qudsi yang suci ini dari Sahih Muslim mengungkapkan rahmat Allah yang tak terbatas dalam mencatat perbuatan. Ketika seorang mukmin berniat baik tetapi tidak bertindak, Allah mencatat satu pahala. Ketika mereka melakukan perbuatan baik, Allah melipatgandakannya sepuluh kali - menunjukkan kemurahan ilahi di luar ukuran manusia.

Rahmat Ilahi dalam Niat

Hadis ini menunjukkan belas kasihan Allah meluas bahkan hingga sekadar niat. Ketika pikiran jahat muncul tetapi mukmin menolak, pengekangan ini dicatat sebagai perbuatan baik semata-mata demi Allah. Ini mencerminkan prinsip bahwa perjuangan spiritual (mujahadah) melawan keinginan rendah adalah ibadah itu sendiri.

Ulama klasik mencatat bahwa ini berlaku khususnya bagi mukmin (mu'minun) yang imannya membuat mereka sadar akan kewaspadaan Allah. Selaan para malaikat menekankan kemahatahuan Allah - Dia mengetahui niat sebelum tindakan.

Perlipatgandaan Pahala

Perlipatgandaan dari sepuluh hingga tujuh ratus kali menggambarkan bagaimana perhitungan Allah berbeda dari perhitungan manusia. Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa perlipatgandaan ini bervariasi berdasarkan keikhlasan, keadaan, dan manfaat perbuatan bagi orang lain.

Perbuatan jahat dicatat tunggal tanpa perlipatgandaan - manifestasi lain dari rahmat ilahi. Al-Nawawi berkomentar bahwa ini berlaku ketika mukmin segera bertobat; dosa yang terus-menerus memerlukan pertimbangan terpisah.

Implikasi Praktis

Hadis ini mendorong untuk membina niat baik bahkan ketika tidak dapat bertindak. Ulama menekankan pengembangan taqwa (kesadaran akan Tuhan) yang mengubah sekadar pengekangan menjadi ibadah. Pertemuan terakhir dengan Allah mengingatkan mukmin bahwa perhitungan yang murah hati ini berlanjut hingga kematian.