Demi Allah, Allah tidak akan pernah mempermalukanmu, dan Khadijah berkata: Wahai anak pamanku! Dengarkan putra saudara laki-laki Anda.
Kitab Iman - Sahih Muslim 160 b
Narasi ini dari Sahih Muslim menceritakan kata-kata penghiburan Khadija (semoga Allah meridainya) kepada Nabi Muhammad ﷺ setelah wahyu pertama. Dia menegaskan karakter mulianya dan mendesak pamannya untuk mendengarkannya, menunjukkan dukungannya yang tak tergoyahkan selama momen penting dalam sejarah Islam ini.
Konteks Historis
Ini terjadi setelah Nabi ﷺ menerima wahyu pertama di Gua Hira dan pulang ke rumah gemetaran, meminta Khadija untuk menutupinya. Tanggapannya menunjukkan kebijaksanaannya yang mendalam dan pengakuan akan kejujurannya.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik mencatat bahwa pernyataan Khadija "Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu" mencerminkan pemahamannya yang mendalam tentang hikmah ilahi - bahwa Allah tidak akan meninggalkan seseorang yang dikenal karena kejujuran, dapat dipercaya, dan karakter mulia.
Dia menyapa pamannya sebagai "Wahai anak pamanku" sambil menyebut Nabi sebagai "anak saudaramu" menggunakan persuasi lembut melalui ikatan keluarga, menunjukkan kebijaksanaan teladan dalam metodologi dakwah.
Signifikansi Spiritual
Insiden ini menyoroti pentingnya dukungan pasangan di masa sulit dan menunjukkan bagaimana iman teguh Khadija menghibur Nabi selama cobaan spiritual awalnya, menetapkan preseden bagi pasangan Muslim untuk saling mendukung dalam hal iman.