Bungkus aku, bungkus aku! Maka mereka membungkusku, dan Allah Yang Maha Diberkati dan Maha Tinggi turunkan: "Kamu yang berkafan, bangkitlah dan berikan peringatan, Tuhanmu memulihkan, pakaianmu dibersihkan, dan kekotoran batin dijauhi," dan "kekotoran" berarti berhala; dan kemudian wahyu itu diikuti terus menerus.
Kitab Iman - Sahih Muslim 161 a
Narasi ini dari Sahih Muslim menggambarkan pengalaman wahyu awal di mana Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) dibungkus dengan pakaian selama pertemuan pertamanya dengan wahyu ilahi. Ayat-ayat berikutnya dari Surah Al-Muddathir (74:1-5) menandai awal kenabian publiknya.
Komentar Ilmiah Klasik
Frasa "bungkus aku" menunjukkan keadaan Nabi yang penuh kagum dan mencari kenyamanan setelah wahyu pertama yang luar biasa. Para ulama menjelaskan ini sebagai respons manusiawi alami terhadap pertemuan ilahi.
"Bangun dan sampaikan peringatan" menandakan transisi dari pengalaman spiritual pribadi ke misi publik. Komentator klasik mencatat bahwa ini menetapkan tugas mendasar kenabian: memperingatkan umat manusia terhadap ketidakpercayaan.
"Tuhanmu agungkan" merujuk pada penegakan Tauhid (kesatuan ilahi) dan menyempurnakan pemahaman seseorang tentang kebesaran Allah sebelum menyeru orang lain.
"Pakaianmu bersihkan" telah ditafsirkan secara harfiah sebagai menjaga kemurnian fisik dan secara metaforis sebagai memurnikan karakter dan niat seseorang.
"Kekotoran hindari" secara eksplisit mengidentifikasi berhala sebagai polusi spiritual yang harus sepenuhnya ditinggalkan, menetapkan posisi Islam terhadap syirik (menyekutukan Allah).
Konteks dan Signifikansi Historis
Wahyu ini menandai awal fase publik kenabian setelah wahyu pribadi awal. Para ulama klasik menekankan momen ini sebagai penugasan resmi Nabi Terakhir.
"Wahyu berkelanjutan" yang disebutkan menunjukkan pembentukan komunikasi ilahi yang teratur yang akan berlanjut selama 23 tahun, secara bertahap mengungkapkan bimbingan Islam yang lengkap.