حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ أَبِي عَيَّاشٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً رَجُلٌ صَرَفَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ قِبَلَ الْجَنَّةِ وَمَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ ظِلٍّ فَقَالَ أَىْ رَبِّ قَدِّمْنِي إِلَى هَذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُونُ فِي ظِلِّهَا ‏"‏ ‏.‏ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِنَحْوِ حَدِيثِ ابْنِ مَسْعُودٍ وَلَمْ يُذْكُرْ ‏"‏ فَيَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ مَا يَصْرِينِي مِنْكَ ‏"‏ ‏.‏ إِلَى آخِرِ الْحَدِيثِ وَزَادَ فِيهِ ‏"‏ وَيُذَكِّرُهُ اللَّهُ سَلْ كَذَا وَكَذَا فَإِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ الأَمَانِيُّ قَالَ اللَّهُ هُوَ لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ - قَالَ - ثُمَّ يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ فَتَقُولاَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ - قَالَ - فَيَقُولُ مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Anas melaporkan

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Orang-orang mukmin akan berkumpul pada hari kiamat, dan mereka akan peduli tentang hal itu, atau akan diperhatikannya (yaitu trjuble untuk itu), (dan bagian yang tersisa dari hadits w, ) uld diriwayatkan seperti yang disampaikan oleh Abu Uwana, dan dia berkata dalam hadits itu: Kemudian aku akan datang untuk keempat kalinya, atau aku akan kembali untuk keempat kalinya, dan akan berkata: Ya Tuhanku, tidak ada yang tersisa kecuali dia yang telah ditahan oleh Al-Qur'an.

Comment

Kitab Iman - Sahih Muslim 193 b

Narasi ini dari Sahih Muslim menggambarkan syafaat Nabi pada Hari Kiamat, di mana orang-orang beriman akan dikumpulkan dan khawatir tentang pertanggungjawaban mereka. Hadis ini menunjukkan bahwa setelah beberapa putaran syafaat, Nabi akan menyatakan bahwa hanya mereka yang ditahan oleh Al-Qur'an yang tersisa - merujuk pada mereka yang hatinya tertutup terhadap iman meskipun ada petunjuk yang jelas.

Komentar Ilmiah

Ulama klasik menjelaskan hadis ini sebagai demonstrasi dari posisi unik Nabi dalam syafaat (shafa'ah) pada Hari Kebangkitan. "Kesulitan" yang disebutkan merujuk pada kesulitan dan kecemasan besar yang akan dialami orang-orang saat menunggu penghakiman.

Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa frasa "ditahan oleh Al-Qur'an" merujuk pada mereka yang mendengar pesan Al-Qur'an tetapi menolaknya, sehingga hatinya tertutup terhadap iman. Ini menunjukkan bahwa rahmat ilahi memiliki batas bagi mereka yang terus-menerus menolak kebenaran.

Al-Nawawi berkomentar bahwa beberapa kali kembali untuk syafaat menunjukkan belas kasihan Nabi terhadap umatnya dan besarnya rahmat Allah, yang memungkinkan syafaat seperti itu terjadi meskipun keseriusan proses Hari itu.

Signifikansi Teologis

Hadis ini menegaskan beberapa keyakinan Islam utama: realitas Hari Kiamat, peran syafaat Nabi, beratnya menolak petunjuk Al-Qur'an, dan keadilan Allah yang tertempa dengan rahmat. Ini berfungsi sebagai peringatan dan penghiburan bagi orang-orang beriman.