Rasulullah -radhiyallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Allah akan mengumpulkan orang-orang yang beriman pada hari kiamat dan mereka akan diperhatikan; dan sisanya (dari hadits) adalah seperti yang diriwayatkan di atas; dan kemudian dia menyebutkan untuk keempat kalinya: Dan aku (Nabi Suci) akan berkata: Ya Tuhanku, tidak ada seorang pun yang tersisa di dalam api kecuali dia yang telah ditahan oleh Al-Qur'an, aku ditakdirkan untuk selama-lamanya.
Komentar Hadis: Syafaat untuk Orang Beriman
Hadis mulia ini dari Kitab Iman Sahih Muslim (193c) mengungkapkan rahmat Allah yang mendalam dan status terhormat Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) sebagai pemberi syafaat pada Hari Kiamat. Perkumpulan orang beriman dan mereka yang "dibuat sadar" merujuk pada Allah mengingatkan mereka akan dosa-dosa mereka, menyebabkan mereka kesulitan sebelum penyelamatan akhir melalui syafaat kenabian.
Empat Tahap Syafaat
Hadis ini merujuk pada narasi sebelumnya yang menggambarkan syafaat berulang Nabi. Para ulama menjelaskan ini terjadi dalam tahapan: pertama untuk dimulainya Pengadilan, kemudian untuk masuknya orang beriman tertentu ke Surga, diikuti dengan peningkatan pangkat, dan akhirnya syafaat keempat ini untuk mereka yang pantas mendapat hukuman abadi.
Pembatasan Al-Qur'an
"Dia yang telah dibatasi oleh Al-Qur'an" merujuk pada mereka yang secara eksplisit dikutuk untuk hukuman abadi dalam Al-Qur'an - para penyembah berhala dan orang kafir yang tidak bertobat. Ini menunjukkan bahwa rahmat ilahi memiliki batas yang ditetapkan oleh keadilan ilahi. Al-Qur'an sendiri bersaksi terhadap jiwa-jiwa seperti itu, membuat mereka tidak memenuhi syarat untuk syafaat.
Implikasi Teologis
Narasi ini menegaskan kenyataan syafaat kenabian (shafa'ah) untuk orang beriman sambil menetapkan bahwa itu tidak dapat menguntungkan mereka yang ditakdirkan untuk hukuman abadi. Ini menyeimbangkan rahmat ilahi dengan keadilan ilahi, menunjukkan bahwa janji dan peringatan Allah sama-sama benar dan akan terwujud pada Hari yang penting itu.