حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَلاَّمِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ الْجُمَحِيُّ، حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ، - يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ - عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ يَدْخُلُ مِنْ أُمَّتِي الْجَنَّةَ سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ ‏.‏ قَالَ ‏"‏ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنْهُمْ ‏"‏ ‏.‏ ثُمَّ قَامَ آخَرُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ ‏.‏ قَالَ ‏"‏ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
'Imran b. Husain melaporkan

Sesungguhnya Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Tujuh puluh ribu orang umatku akan masuk surga tanpa mempertanggungjawabkan. Mereka (sahabat-sahabat Nabi) berkata: Siapakah itu, Rasulullah? Dia (Nabi Suci) bersabda: Mereka adalah orang-orang yang tidak mempraktikkan jimat, tidak mengambil pertanda, dan tidak memabukkan, tetapi mereka mengandalkan Tuhan mereka.

Comment

Kitab Iman - Sahih Muslim 218b

Hadis yang diberkati ini dari Sahih Muslim mengungkapkan keutamaan besar dari ketergantungan sepenuhnya kepada Allah (tawakkul) dan pemurnian dari praktik yang bertentangan dengan monoteisme Islam murni.

Keunggulan Ketergantungan Sejati

Nabi ﷺ secara khusus menyebutkan tujuh puluh ribu orang masuk Surga tanpa perhitungan - sebuah kehormatan luar biasa yang menunjukkan status khusus mereka. Angka ini melambangkan kelimpahan daripada batasan, menunjukkan rahmat Allah yang melimpah.

Pembebasan mereka dari perhitungan menunjukkan kesempurnaan iman mereka, karena hati mereka begitu dimurnikan sehingga tindakan mereka tidak memerlukan pengawasan ilahi.

Praktik Terlarang Dijelaskan

Jimat (At-Tama'im): Menggantungkan jimat atau azimat untuk perlindungan, yang merupakan syirik kecil ketika meyakini mereka memiliki kekuatan independen.

Mengambil Tanda (At-Tiyarah): Menganggap burung, hewan, atau kejadian lain sebagai pertanda buruk, mencerminkan iman yang lemah dalam ketetapan ilahi.

Kauterisasi (Al-Kayy): Ketergantungan berlebihan pada perawatan medis sambil mengabaikan kepercayaan pada penyembuhan Allah.

Inti Tawakkul

Kepercayaan sejati kepada Allah berarti mengambil cara yang diizinkan sambil menyadari bahwa semua kekuatan dan efek berasal semata-mata dari Allah. Hati tetap terikat pada Sang Pencipta, bukan pada sarana.

Individu-individu yang diberkati ini mencapai tingkat tawakkul tertinggi - hati mereka begitu kuat terhubung dengan Allah sehingga mereka tidak memerlukan praktik perantara yang dapat mengkompromikan monoteisme murni mereka.

Wawasan Ulama

Imam An-Nawawi berkomentar bahwa hadis ini mendorong ketergantungan sepenuhnya pada Allah dan memperingatkan terhadap inovasi dan takhayul.

Ibn Rajab Al-Hanbali menjelaskan bahwa tujuh puluh ribu ini mewakili mereka yang menyempurnakan baik penyerahan eksternal maupun iman internal, membuat mereka layak mendapatkan pahala luar biasa ini.