Dia yang mengunjungi orang sakit seharusnya tetap tinggal di kebun buah Firdaus. Dikatakan: Rasulullah, apakah Khurfat-ul-jannah ini? Dia berkata: Itu adalah tempat yang berlimpah buah-buahan.
Kitab Kebajikan, Menyuruh Akhlak Baik, dan Menjalin Hubungan Kekerabatan
Sahih Muslim - Hadis 2568d
Teks Hadis
"Barangsiapa mengunjungi orang sakit dianggap akan tinggal di taman buah Surga. Dikatakan: Wahai Rasulullah, apa itu Khurfat-ul-jannah? Beliau bersabda: Itu adalah tempat yang berlimpah buah-buahan."
Komentar tentang Makna
Istilah "Khurfat-ul-jannah" merujuk pada kebun khusus di dalam Surga, yang dicirikan oleh buah-buahan dan kenikmatannya yang melimpah. Metafora ini menggambarkan pahala spiritual yang menanti mereka yang melakukan perbuatan mulia mengunjungi orang sakit.
Mengunjungi orang sakit termasuk di antara amal ibadah besar yang mendekatkan seorang mukmin kepada Allah. Orang yang melakukan perbuatan baik ini dijanjikan nutrisi dan kesenangan spiritual yang terus-menerus, dilambangkan dengan tinggal di taman surgawi ini.
Wawasan Ilmiah
Hadis ini menekankan keutamaan besar dari 'iyadat al-marid' (mengunjungi orang sakit), yang memperkuat ikatan komunitas dan menunjukkan belas kasihan praktis.
Deskripsi taman buah Surga berfungsi sebagai insentif nyata, membuat pahala spiritual dapat dipahami oleh pemahaman manusia melalui kenikmatan duniawi yang familiar.
Ulama klasik mencatat bahwa kunjungan seperti itu harus singkat, menenangkan, dan mencakup doa untuk kesembuhan pasien, mengubah kewajiban sosial menjadi tindakan ibadah.
Dimensi Hukum dan Etika
Mengunjungi orang sakit dianggap sebagai kewajiban kolektif (fard kifayah) atas komunitas Muslim; ketika beberapa orang melakukannya, yang lain dibebaskan.
Praktik ini mewujudkan prinsip-prinsip Islam tentang rahmat, empati, dan tanggung jawab sosial, mencerminkan sifat komprehensif ajaran Islam yang mengintegrasikan ibadah dengan perilaku sosial.