Seorang Muslim adalah saudara dari sesama Muslim. Dia tidak boleh melakukan penindasan terhadapnya atau merusaknya, dan dia yang memenuhi kebutuhan seorang brot'ier, Allah akan memenuhi kebutuhan besar, dan dia yang membebaskan seorang Muslim dari kesulitan, Allah akan membebaskannya dari kesulitan yang akan dia hadapi pada hari kiamat, dan dia yang tidak mengungkapkan (kebodohan seorang Muslim) Allah akan menyembunyikan kebodohannya pada hari kiamat.
Kitab Kebajikan, Menyuruh Akhlak Baik, dan Menyambung Tali Silaturahmi
Sahih Muslim 2580
Teks Hadis
Seorang Muslim adalah saudara bagi sesama Muslim. Ia tidak boleh menindasnya atau merusaknya, dan siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya, dan siapa yang meringankan seorang Muslim dari kesulitan, Allah akan meringankannya dari kesulitan-kesulitan yang akan dihadapinya pada Hari Kebangkitan, dan siapa yang tidak membongkar (kebodohan seorang Muslim), Allah akan menyembunyikan kebodohannya pada Hari Kebangkitan.
Komentar tentang Persaudaraan
Hadis mulia ini menetapkan ikatan suci persaudaraan Islam yang melampaui hubungan darah. Nabi (semoga damai bersamanya) menyatakan setiap Muslim sebagai saudara bagi yang lain, menciptakan kekerabatan spiritual yang membawa hak dan tanggung jawab timbal balik. Persaudaraan ini mengharuskan untuk menjauhi segala bentuk penindasan (zulm) - baik fisik, emosional, atau finansial - dan melarang menyebabkan kerugian atau kehancuran pada kehidupan, harta, atau reputasi Muslim lain.
Timbal Balik Ilahi dalam Perbuatan Baik
Hadis ini menggambarkan prinsip balasan ilahi di mana perlakuan Allah terhadap seorang hamba sesuai dengan perlakuan hamba terhadap orang lain. Membantu saudara Muslim yang membutuhkan menjamin bantuan Allah dalam kebutuhan sendiri. Meringankan kesulitan duniawi seorang mukmin mendapatkan kelegaan ilahi dari kesulitan besar Hari Pengadilan. Ini menunjukkan penekanan Islam pada belas kasih praktis dan dukungan timbal balik dalam komunitas.
Menyembunyikan Kesalahan dan Perlindungan Ilahi
Bagian terakhir mengajarkan keutamaan menutupi kesalahan orang lain daripada membongkarnya. Para ulama menjelaskan bahwa ini termasuk menghindari gosip, menggunjing, dan mempublikasikan dosa. Imbalannya luar biasa - Allah akan menyembunyikan kesalahan sendiri pada Hari Pengadilan ketika semua rahasia terungkap. Ini mendorong untuk mempertahankan kehormatan dan martabat sesama Muslim dan menumbuhkan lingkungan rahmat dan pengampunan dalam umat.