حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ اقْتَتَلَ غُلاَمَانِ غُلاَمٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَغُلاَمٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَنَادَى الْمُهَاجِرُ أَوِ الْمُهَاجِرُونَ يَا لَلْمُهَاجِرِينَ ‏.‏ وَنَادَى الأَنْصَارِيُّ يَا لَلأَنْصَارِ ‏.‏ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏"‏ مَا هَذَا دَعْوَى أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ ‏"‏ ‏.‏ قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلاَّ أَنَّ غُلاَمَيْنِ اقْتَتَلاَ فَكَسَعَ أَحَدُهُمَا الآخَرَ قَالَ ‏"‏ فَلاَ بَأْسَ وَلْيَنْصُرِ الرَّجُلُ أَخَاهُ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا إِنْ كَانَ ظَالِمًا فَلْيَنْهَهُ فَإِنَّهُ لَهُ نَصْرٌ وَإِنْ كَانَ مَظْلُومًا فَلْيَنْصُرْهُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Jabir b. Abdullah melaporkan

Kami bersama dengan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dalam sebuah ekspedisi yang dipukul oleh seseorang dari antara para pendatang di belakang seseorang dari Ansir. Ansiri berkata: Wahai Ansar! Dan Muhijir berkata: Wahai para pendatang! Kemudian Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Apakah proklamasi Hari-hari Kebodohan ini? Mereka berkata: Rasulullah, seseorang dari para pendatang memukul punggung seorang Ansari, lalu dia berkata: Ini sesuatu yang menjijikkan. 'Abdullah b. Ubayy mendengarnya dan berkata: Mereka memang telah melakukannya. Demi Allah, ketika kami kembali ke Madinah, yang terhormat di antara mereka (Ansar) akan menolak orang-orang yang jahat (para pendatang). Setelah itu Umar berkata: Izinkanlah aku sehingga aku memukul leher orang munafik ini. Tetapi dia (Nabi Suci) berkata: Tinggalkan dia, orang-orang tidak boleh mengatakan bahwa Muhammad membunuh teman-temannya.

Comment

Kitab Kebajikan, Menyuruh Akhlak Baik, dan Menyambung Tali Kekerabatan - Sahih Muslim 2584b

Riwayat ini dari Sahih Muslim memberikan pelajaran mendalam tentang resolusi konflik, prasangka kesukuan, dan kebijaksanaan kenabian selama komunitas Islam awal di Madinah.

Latar Belakang Kontekstual

Insiden ini terjadi selama ekspedisi militer ketika ketegangan muncul antara Muhajirin (imigran dari Mekah) dan Ansar (penolong dari Madinah). Seruan kesukuan "Wahai Ansar!" dan "Wahai Muhajirin!" mencerminkan fanatisme kesukuan pra-Islam yang ingin dihapuskan oleh Islam.

Kecaman Kenabian terhadap Fanatisme Kesukuan

Rasulullah (ﷺ) segera mengenali seruan ini sebagai "seruan Zaman Jahiliyah" (Jahiliyyah), menunjukkan bahwa persaudaraan Islam melampaui afiliasi kesukuan dan etnis. Iman sejati mengharuskan umat Islam untuk mengidentifikasi diri terutama sebagai Muslim daripada melalui identitas kesukuan atau regional.

Intervensi Munafik

Tanggapan provokatif Abdullah ibn Ubayy mengungkapkan kemunafikannya dengan berusaha menabur perpecahan antara kedua kelompok. Ancaman bahwa "yang terhormat di antara mereka akan mengusir yang hina" menunjukkan mentalitas pra-Islamnya yang persisten dan penentangan terhadap persatuan Islam.

Kemarahan Saleh Umar dan Penahanan Kenabian

Reaksi langsung Umar untuk mengeksekusi sang munafik mencerminkan komitmennya yang tak kenal kompromi terhadap kemurnian Islam. Namun, kebijaksanaan Nabi dalam menahannya mengajarkan kita tentang kesabaran strategis dan mempertimbangkan konsekuensi yang lebih luas, bahkan ketika berhadapan dengan kemunafikan yang jelas.

Pelajaran Praktis untuk Perilaku Muslim

Hadis ini menetapkan prinsip-prinsip penting: menghindari fanatisme kesukuan dan etnis, mempertahankan persatuan meskipun ada provokasi, melaksanakan kebijaksanaan dalam menghadapi lawan, dan memprioritaskan persepsi yang lebih luas tentang Islam daripada reaksi emosional segera.