Persamaan orang percaya dalam hal saling mengasihi, kasih sayang, perasaan sesama adalah satu tubuh; Ketika ada anggota tubuhnya yang sakit, seluruh tubuh sakit, karena sulit tidur dan demam.
Teks Hadis
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal cinta kasih, kasih sayang, dan perasaan sesama adalah seperti satu tubuh; ketika salah satu anggotanya sakit, seluruh tubuh ikut sakit, karena tidak bisa tidur dan demam.
Sumber: Sahih Muslim 2586 a, Kitab Keutamaan, Menyuruh Berbuat Baik, dan Menyambung Tali Silaturahmi
Komentar tentang Metafora
Hadis yang mendalam ini menggunakan metafora satu tubuh untuk menggambarkan kesatuan dan saling ketergantungan esensial dari komunitas Muslim. Sama seperti tubuh manusia berfungsi sebagai satu entitas terintegrasi di mana rasa sakit di satu bagian memengaruhi seluruh sistem, begitu pula orang-orang beriman harus merasakan penderitaan dan kebahagiaan satu sama lain.
Frasa "tidak bisa tidur dan demam" menunjukkan bahwa respons terhadap kesusahan seorang mukmin seharusnya bukan simpati yang dangkal, melainkan reaksi yang tulus dan mendalam yang mengganggu kenyamanan dan kedamaian seseorang, mencerminkan gejala fisik penyakit.
Implikasi Praktis
Ajaran ini mengharuskan kepedulian aktif terhadap sesama Muslim di seluruh dunia. Ketika Muslim ditindas di mana pun, kita harus merasakan rasa sakit mereka sebagai rasa sakit kita sendiri dan merespons melalui doa, advokasi, dan bantuan praktis sesuai kemampuan kita.
Ini melarang ketidakpedulian terhadap penderitaan orang lain dan mengharuskan kita untuk berbagi dalam kesulitan dan berkah saudara-saudari kita dalam iman, memperkuat ikatan persaudaraan Islam.
Dimensi Spiritual
Kesatuan ini melampaui kedekatan fisik atau ikatan etnis, berakar pada ikatan bersama iman. Hubungan spiritual antara orang-orang beriman sedemikian rupa sehingga jiwa mereka terjalin seperti anggota tubuh tunggal.
Metafora ini juga menyiratkan bahwa menyakiti orang beriman lain sama dengan menyakiti diri sendiri, sementara memberi manfaat kepada orang lain membawa manfaat bagi diri sendiri - sebuah realitas spiritual yang mendalam yang membentuk perilaku etis dalam ajaran Islam.