حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا مَنْصُورٌ، عَنْ تَمِيمِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هِلاَلٍ، عَنْ جَرِيرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
'Aisyah, istri Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم), melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda

'Aisyah, sesungguhnya Allah Maha Baik dan Dia mencintai kebaikan dan menganugerahkan kebaikan yang tidak diberikan-Nya pada kekerasan dan tidak memberikan apa-apa selain itu (kebaikan).

Comment

Komentar Hadis

Hadis mulia ini dari Sahih Muslim 2593, yang disampaikan oleh Ibu Orang-Orang Beriman 'A'isyah (semoga Allah meridainya), mengungkapkan hikmah mendalam mengenai sifat ilahi kebaikan. Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) menetapkan bahwa Allah sendiri memiliki kualitas kebaikan dalam bentuknya yang sempurna, dan karenanya mencintai karakteristik ini dalam ciptaan-Nya.

Kebaikan Ilahi

Ketika Rasul menyatakan "Allah itu baik," dia menegaskan bahwa kelembutan, rahmat, dan kebajikan melekat pada Hakikat Ilahi. Kebaikan ini terwujud dalam bimbingan bertahap Allah kepada hamba-hamba-Nya, penerimaan-Nya atas tobat, dan penundaan hukuman-Nya meskipun ada pelanggaran manusia.

Para ulama menjelaskan bahwa kebaikan Allah (rifq) mencakup perlakuan lembut-Nya terhadap ciptaan, kemudahan-Nya dalam urusan bagi orang beriman, dan kesabaran-Nya yang tabah terhadap kekurangan manusia. Kualitas ilahi ini harus menginspirasi umat Islam untuk menumbuhkan karakteristik serupa dalam perilaku mereka sendiri.

Keunggulan Kebaikan

Frasa "memberikan kepada kebaikan yang tidak diberikan kepada kekerasan" menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan dengan kelembutan mencapai apa yang tidak dapat dicapai oleh kekerasan. Catatan sejarah menunjukkan bahwa pendekatan lembut Nabi dalam mengajak orang kepada Islam menghasilkan hasil yang lebih besar daripada metode paksa.

Yurisprudensi Islam mengajarkan bahwa kebaikan harus meresap dalam semua interaksi: dengan keluarga, tetangga, transaksi bisnis, dan bahkan dengan hewan. Pahala untuk kebaikan melampaui tindakan langsung, mendapatkan berkah ilahi yang tidak dapat diamankan oleh kekerasan.

Aplikasi Praktis

Hadis ini membimbing umat Islam untuk menggantikan kekerasan dengan kelembutan dalam dakwah (mengajak kepada Islam), pengasuhan anak, hubungan suami-istri, dan urusan komunitas. Para ulama menekankan bahwa kebaikan tidak berarti mengkompromikan prinsip-prinsip agama, melainkan menyajikan kebenaran dengan hikmah dan dakwah yang indah.

Frasa penutup "tidak memberikan kepada hal lain selain itu" menekankan status unik kebaikan di antara sifat-sifat luhur. Sementara kualitas lain memiliki nilai, kebaikan menempati tempat khusus dalam menarik perkenan dan berkah ilahi dalam urusan duniawi dan spiritual.