Kapan Jam Terakhir? Dia (Nabi Suci) berkata: Persiapan apa yang telah Anda buat untuk itu? Dan dia tidak memberikan rincian, tetapi berkata: Aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Setelah itu dia (Nabi Suci) berkata: Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai. Anas b. Malik melaporkan melalui rantai pemancar lain bahwa seorang Arab gurun datang kepada Rasulullah (semoga damai sejahtera ke atasnya), sisa hadis itu sama tetapi dengan variasi ini dia berkata: Saya belum membuat banyak persiapan yang pantas dihargai untuk diri saya sendiri.
Kitab Kebajikan, Menyuruh Akhlak Baik, dan Menyambung Tali Silaturahmi - Sahih Muslim 2639 b, c
Narasi ini dari Sahih Muslim mengandung hikmah mendalam mengenai hubungan orang beriman dengan Allah dan Rasul-Nya, serta realitas spiritual persahabatan di Akhirat.
Pertanyaan tentang Hari Kiamat
Pertanyaan orang Arab badui tentang waktu Hari Kiamat mencerminkan rasa ingin tahu manusia yang umum tentang hal-hal eskatologis. Jawaban Nabi mengalihkan fokus dari pengetahuan spekulatif ke persiapan praktis, menekankan bahwa yang benar-benar penting adalah keadaan spiritual seseorang dan kesiapan untuk bertemu dengan Allah.
Inti Persiapan
Ketika penanya mengakui persiapannya yang tidak memadai, ia menunjukkan kerendahan hati dan kesadaran diri. Ajaran Nabi mengungkapkan bahwa persiapan sejati bukan hanya tindakan ibadah eksternal, tetapi penanaman cinta sejati kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta ini menjadi kriteria utama untuk persahabatan spiritual.
Prinsip Persahabatan Spiritual
Pernyataan "Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai" menetapkan prinsip spiritual mendasar: di Akhirat, jiwa-jiwa akan dikumpulkan dengan mereka yang benar-benar mereka cintai di dunia ini. Cinta ini kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi faktor penentu untuk tempat tinggal dan persahabatan akhir seseorang, melampaui sekadar ketaatan ritual.
Komentar Ulama
Ulama klasik menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan keunggulan cinta dibandingkan sekadar tindakan, sambil mencatat bahwa cinta sejati pasti menghasilkan perbuatan baik. Kejujuran orang Arab badui tentang keadaan spiritualnya lebih berharga daripada kesalehan yang dipura-purakan. Jawaban Nabi menunjukkan bahwa cinta yang tulus, bahkan ketika disertai perbuatan yang tidak sempurna, dapat mengarah ke stasiun tertinggi Surga melalui rahmat ilahi dan prinsip afinitas spiritual.