Sesungguhnya Allah menciptakan alam semesta dan ketika Dia selesai itu, ikatan hubungan maju dan berkata Inilah tempat bagi dia yang mencari perlindungan dari pemutusan (hubungan darah). Dia berkata: Ya. Apakah Anda tidak puas bahwa saya harus menjaga hubungan dengan orang yang bergabung dengan ikatan hubungan Anda dan memutuskannya dengan orang yang memutuskan (ikatan hubungan) Anda? Mereka (ikatan darah) berkata: Tentu demikian. Setelah itu Dia berkata: Nah, begitulah hal-hal bagimu. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) kemudian bersabda: "Tetapi jika kamu berpaling, kamu pasti akan membuat kejahatan di negeri ini dan memutuskan hubungan kekerabatan. Orang-orang itulah yang telah dilaknat Allah, maka Dia telah membuat mereka tuli dan membutakan mata mereka. Bukankah mereka merenungkan Al-Qur'an? Atau, apakah ada kunci di hati mereka?".
Kitab Kebajikan, Menyuruh Akhlak Baik, dan Menyambung Tali Silaturahmi - Sahih Muslim 2554
Hadis yang mendalam dari Sahih Muslim ini mengungkapkan pentingnya ilahi yang Allah berikan pada menjaga tali silaturahmi, menggambarkannya sebagai prinsip kosmik fundamental yang ditetapkan saat penciptaan.
Perjanjian Ilahi dengan Silaturahmi
Narasi ini menggambarkan tali silaturahmi (rahim) mendekati Singgasana Allah setelah penciptaan, mencari perlindungan dari pemutusan. Personifikasi ini mengangkat silaturahmi menjadi entitas suci dengan pengakuan ilahi.
Tanggapan Allah menetapkan prinsip timbal balik: Dia mempertahankan hubungan dengan mereka yang menjunjung tinggi tali silaturahmi dan memutuskan dari mereka yang memutuskannya. Ini menunjukkan korelasi langsung antara perilaku manusia dalam urusan silaturahmi dan karunia ilahi.
Koroborasi Quranik
Instruksi Nabi untuk membaca Surah Muhammad (47:22-24) menghubungkan ajaran ini langsung dengan wahyu Quranik, menekankan bahwa memutus tali silaturahmi merupakan kerusakan besar (fasād) di bumi.
Ayat-ayat Quranik menggambarkan konsekuensi spiritual: kutukan ilahi, ketulian terhadap kebenaran, dan kebutaan wawasan - hukuman spiritual yang parah bagi mereka yang mengabaikan kewajiban fundamental ini.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik menjelaskan bahwa "rahim" (rahim/silaturahmi) berasal dari "rahmah" (rahmat), menunjukkan bahwa menjaga ikatan keluarga adalah tindakan rahmat ilahi. Memutuskannya menghilangkan rahmat ini dari kehidupan seseorang.
Hadis ini menetapkan silat al-rahm (menyambung tali silaturahmi) sebagai kewajiban agama dan sarana untuk mencapai keridhaan Allah, sementara memutus tali merupakan dosa besar dengan konsekuensi spiritual yang parah di dunia dan akhirat.