Hindari kecurigaan, karena kecurigaan adalah kebohongan yang paling serius dalam pembicaraan dan jangan ingin tahu satu sama lain dan jangan memata-matai satu sama lain dan tidak merasa iri hati dengan yang lain, dan jangan memelihara kedengkian, dan jangan memelihara kebencian dan permusuhan satu sama lain. Dan jadilah sesama saudara dan hamba Allah.
Teks Hadis & Referensi
"Hindari kecurigaan, karena kecurigaan adalah kebohongan terberat dalam pembicaraan dan jangan saling mempertanyakan satu sama lain dan jangan saling memata-matai satu sama lain dan jangan merasa iri dengan yang lain, dan jangan menyimpan dendam, dan jangan menyimpan keengganan dan permusuhan terhadap satu sama lain. Dan jadilah saudara seiman dan hamba Allah."
Sumber: Kitab Kebajikan, Menyuruh Berbuat Baik, dan Menyambung Tali Silaturahmi, Sahih Muslim 2563 a
Larangan Kecurigaan (Ḍann)
Perintah untuk "menghindari kecurigaan" merujuk pada asumsi negatif tentang sesama Muslim tanpa bukti yang jelas. Para ulama menjelaskan ini sebagai bentuk kebohongan terberat dalam ucapan karena melibatkan pembuatan narasi palsu dalam hati tentang orang lain, yang kemudian terwujud dalam kata-kata dan tindakan. Larangan ini melindungi spiritualitas individu dan harmoni komunitas.
Keingintahuan yang Dilarang (Tajassus)
Larangan terhadap "saling mempertanyakan satu sama lain" melarang menyelidiki urusan pribadi orang lain dan mencari-cari kesalahan tersembunyi mereka. Komentator klasik menekankan bahwa ini melanggar prinsip Islam dalam menjaga martabat dan privasi. Seorang Muslim seharusnya lebih memperhatikan reformasi diri daripada menyelidiki kondisi orang lain.
Larangan Memata-matai (Tahassus)
"Jangan saling memata-matai" memperluas larangan sebelumnya untuk secara aktif mencari informasi melalui pengawasan atau penyadapan. Para ulama menjelaskan bahwa ini mencakup baik memata-matai fisik maupun menyelidiki komunikasi digital orang lain. Satu-satunya pengecualian yang diakui adalah ketika ada kekhawatiran yang sah tentang kesalahan jelas yang mempengaruhi kesejahteraan publik.
Penghapusan Iri Hati (Ḥasad)
Perintah untuk "tidak merasa iri" membahas sifat merusak dari keinginan untuk menghilangkan berkah dari orang lain. Ulama tradisional menjelaskan bahwa iri hati menggerogoti iman dan memutus persaudaraan. Tanggapan Muslim yang tepat terhadap berkah orang lain adalah merasa bahagia untuk mereka dan berdoa untuk berkah serupa.
Pemurnian Hati dari Dendam
"Jangan menyimpan dendam" merujuk pada menyimpan niat jahat dan kebencian dalam hati. Komentator menekankan bahwa mempertahankan dendam mencegah pertumbuhan spiritual dan merusak hubungan sosial. Ajaran Islam mengharuskan Muslim untuk memurnikan hati mereka melalui pengampunan dan mencari rekonsiliasi.
Larangan Permusuhan & Keengganan
Instruksi untuk "jangan menyimpan keengganan dan permusuhan" menyelesaikan pemurnian hubungan antarpribadi. Para ulama menjelaskan bahwa berpaling dari sesama Muslim tanpa alasan agama yang sah melanggar persaudaraan iman. Perintah terakhir untuk "jadilah saudara seiman" menetapkan alternatif positif untuk semua larangan ini.
Tujuan Utama: Persaudaraan dalam Allah
Instruksi penutup untuk "jadilah saudara seiman dan hamba Allah" memberikan solusi komprehensif. Komentator klasik menekankan bahwa mengakui perhambaan bersama kita kepada Allah secara alami mengarah pada memperlakukan satu sama lain dengan kasih sayang, rahmat, dan hormat. Persaudaraan ini melampaui pertimbangan duniawi dan menciptakan fondasi untuk komunitas Muslim yang harmonis.