وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، وَيَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، وَقُتَيْبَةُ، وَابْنُ، حُجْرٍ - قَالَ يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ الآخَرُونَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، - وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ - عَنْ شَرِيكٍ، - يَعْنِي ابْنَ أَبِي نَمِرٍ - عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ الاِثْنَيْنِ إِلَى قُبَاءٍ حَتَّى إِذَا كُنَّا فِي بَنِي سَالِمٍ وَقَفَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى بَابِ عِتْبَانَ فَصَرَخَ بِهِ فَخَرَجَ يَجُرُّ إِزَارَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَعْجَلْنَا الرَّجُلَ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ عِتْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يُعْجَلُ عَنِ امْرَأَتِهِ وَلَمْ يُمْنِ مَاذَا عَلَيْهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Abu Sa'id al-Khudri melaporkan

Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم) mengamati: Mandi adalah wajib jika terjadi emisi mani.

Comment

Kitab Haid - Sahih Muslim 343 b

Rasulullah (ﷺ) bersabda: Mandi wajib dalam kasus keluarnya mani.

Komentar tentang Hadis

Hadis mulia ini menetapkan ketentuan Islam mendasar mengenai kesucian ritual. Ketika seseorang mengalami keluarnya mani, baik selama tidur (yaitu, mimpi basah) atau saat terjaga, mandi ritual lengkap (ghusl) menjadi wajib bagi mereka.

Hikmah di balik ketentuan ini sangat dalam. Keluarnya mani merupakan pembuangan fisik besar yang membatalkan keadaan kesucian ritual (wudu'). Akibatnya, ibadah yang memerlukan kesucian, seperti shalat formal (salah), tawaf mengelilingi Ka'bah (tawaf), dan pembacaan Al-Qur'an dengan sentuhan, dilarang sampai ketidaksucian ritual besar dihapus dengan melakukan ghusl.

Kewajiban ini berlaku terlepas dari apakah keluarnya disertai kenikmatan sensual atau tidak. Faktor penentunya adalah munculnya cairan itu sendiri. Prosedur untuk ghusl, seperti dijelaskan dalam riwayat otentik lainnya, melibatkan niat untuk menyucikan diri, diikuti dengan mencuci seluruh tubuh, memastikan air mencapai setiap bagian, termasuk akar rambut.

Ketentuan ini menekankan pentingnya yang Allah tempatkan pada kebersihan fisik dan spiritual bagi hamba-hamba-Nya, menjadikan kesucian sebagai prasyarat untuk mendekatkan diri kepada-Nya dalam ibadah.