حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَابْنُ أَبِي عُمَرَ، جَمِيعًا عَنِ ابْنِ عُيَيْنَةَ، - وَاللَّفْظُ لاِبْنِ أَبِي عُمَرَ - حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، قَالَ كُنْتُ أَرَى الرُّؤْيَا أُعْرَى مِنْهَا غَيْرَ أَنِّي لاَ أُزَمَّلُ حَتَّى لَقِيتُ أَبَا قَتَادَةَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ الرُّؤْيَا مِنَ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلْمًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثًا وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Abu Huraira melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda

Ketika waktunya semakin dekat (ketika Kebangkitan sudah dekat) mimpi orang percaya hampir tidak bisa salah. Dan penglihatan yang paling benar adalah tentang seseorang yang paling jujur dalam ucapan, karena penglihatan seorang Muslim adalah bagian keempat puluh lima dari Nubuatan, dan mimpi terdiri dari tiga jenis: satu mimpi baik yang merupakan semacam kabar baik dari Allah; mimpi jahat yang menyebabkan rasa sakit berasal dari Setan; dan yang ketiga adalah sugesti dari pikiran sendiri; jadi jika ada di antara kamu yang melihat mimpi yang tidak disukainya, dia harus berdiri dan berdoa dan dia tidak boleh menceritakannya kepada orang-orang, dan dia berkata: Saya ingin melihat belenggu (dalam mimpi), tetapi saya tidak suka memakai kalung, karena belenggu itu adalah (indikasi) ketabahan seseorang dalam agama. Perawi berkata: Saya tidak tahu apakah ini bagian dari hadits atau kata-kata Ibnu Sirin.