Saya melihat Abu Huraira berwudhu. Dia mencuci mukanya dan mencucinya dengan baik. Dia kemudian mencuci tangan kanannya termasuk sebagian lengannya. Dia kemudian mencuci tangan kirinya termasuk sebagian lengannya. Dia kemudian menyeka kepalanya. Dia kemudian membasuh kaki kanannya termasuk betisnya, dan kemudian membasuh kaki kirinya termasuk betisnya, dan kemudian berkata: Beginilah cara aku melihat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melakukan wudhunya. Dan (Abu Huraira) menambahkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) telah menyatakan: Wajahmu akan berbinar, tangan dan kakimu pada hari kiamat karena wudhu yang sempurna. Barangsiapa mampu di antara kamu, biarlah dia meningkatkan kecerahan dahinya dan tangan dan kakinya.
Kitab Penyucian - Sahih Muslim 246a
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Narasi ini dari sahabat terhormat Abu Huraira (semoga Allah meridainya) memberikan demonstrasi komprehensif tentang metode wudhu Nabi, yang menjadi praktik dasar bagi setiap Muslim.
Urutan Berurutan Wudhu
Narasi ini dengan jelas menetapkan urutan yang benar: dimulai dengan mencuci wajah secara menyeluruh, kemudian tangan kanan hingga lengan, diikuti dengan tangan kiri secara serupa, kemudian mengusap kepala, dan diakhiri dengan mencuci kaki kanan hingga betis dan kemudian kaki kiri.
Urutan ini tidak hanya ritualistik tetapi mencerminkan hikmah ilahi dalam menetapkan pendekatan sistematis untuk penyucian yang mempersiapkan tubuh dan jiwa untuk ibadah.
Kelengkapan dalam Mencuci
Penekanan pada mencuci "dengan baik" dan memasukkan "sebagian lengan" dan "betis" menunjukkan pentingnya kelengkapan dalam wudhu. Kelengkapan ini tidak hanya fisik tetapi simbolis dari sifat komprehensif penyucian Islam yang mencakup keadaan lahir dan batin.
Pencantuman area di luar bagian wajib menunjukkan praktik kenabian keunggulan (ihsan) dalam semua tindakan ibadah.
Pahala Spiritual dari Wudhu yang Sempurna
Pernyataan kenabian penutup mengungkapkan dimensi spiritual yang mendalam dari penyucian fisik. "Kecerahan" yang disebutkan merujuk pada tanda-tanda bercahaya yang akan membedakan orang beriman pada Hari Kiamat - cahaya ilahi yang memancar dari anggota tubuh mereka karena ketaatan mereka dalam wudhu.
Dorongan untuk "meningkatkan kecerahan" dengan memperluas area yang dicuci menunjukkan keutamaan melampaui yang wajib dalam tindakan ibadah, mencerminkan prinsip keunggulan sukarela yang mendekatkan seseorang kepada Allah.