حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وَعُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، - وَاللَّفْظُ لِقُتَيْبَةَ - قَالَ إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ الآخَرَانِ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ حُمْرَانَ، مَوْلَى عُثْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ، وَهُوَ بِفِنَاءِ الْمَسْجِدِ فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ عِنْدَ الْعَصْرِ فَدَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَالَ وَاللَّهِ لأُحَدِّثَنَّكُمْ حَدِيثًا لَوْلاَ آيَةٌ فِي كِتَابِ اللَّهِ مَا حَدَّثْتُكُمْ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ لاَ يَتَوَضَّأُ رَجُلٌ مُسْلِمٌ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ فَيُصَلِّي صَلاَةً إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلاَةِ الَّتِي تَلِيهَا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Humran. budak Utsman yang dibebaskan. Mengatakan

Saya mendengar dari 'Utsman b. 'Affan dan dia berada di halaman masjid, ketika Mu'adhdhin (penyiar shalat) datang kepadanya pada waktu shalat sore. Maka ('Utsman) memanggil air wudhu dan berwudhu dan kemudian berkata: Demi Allah, aku meriwayatkan kepadamu sebuah hadits. Jika tidak ada ayat pun dalam Kitab Allah, saya tidak akan pernah menceritakannya kepada Anda. Saya mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Jika seorang Muslim berwudhu dan melakukannya dengan baik dan berdoa, semua (dosa) yang berani mendesakkan dari satu shalat ke shalat lainnya akan diampuni oleh Allah.

Comment

Kitab Penyucian - Sahih Muslim 227a

Narasi ini dari Sahabat terhormat 'Uthman ibn 'Affan, semoga Allah meridainya, mengandung hikmah mendalam mengenai penyucian spiritual yang dicapai melalui wudu dan shalat yang benar. Latar di halaman masjid selama azan shalat asar menegaskan kesucian momen tersebut.

Komentar Ilmiah tentang Hadis

Sumpah khidmat 'Uthman dan rujukannya pada ayat Al-Quran menunjukkan keseriusan dan keaslian transmisi ini. Frasa "jika tidak ada ayat dalam Kitab Allah" merujuk pada perintah ilahi untuk menyampaikan ajaran kenabian, menunjukkan kepatuhannya yang teliti terhadap prinsip-prinsip Islam.

Ajaran Nabi menekankan bahwa wudu yang benar dilakukan dengan kesempurnaan (ihsan) diikuti shalat berfungsi sebagai penebus dosa-dosa kecil yang dilakukan di antara shalat. Ini mencakup periode dari satu shalat wajib ke berikutnya, menciptakan siklus penyucian yang berkelanjutan bagi orang beriman.

Implikasi Hukum dan Spiritual

Hadis ini menetapkan keutamaan spiritual dalam mempertahankan kesucian ritual dan melaksanakan shalat pada waktu yang ditentukan. Pengampunan yang disebutkan berlaku untuk pelanggaran kecil, sementara dosa besar memerlukan tobat khusus. Syarat "melakukan wudu dan melakukannya dengan baik" menunjukkan pentingnya kelengkapan dalam wudu, memenuhi semua aspek wajib dan sunnahnya.

Narasi ini juga menggambarkan perhatian teliti para Sahabat dalam mentransmisikan tradisi Kenabian, hanya melakukannya ketika yakin akan keasliannya dan ketika diwajibkan secara agama untuk membagikannya demi manfaat komunitas Muslim.