Kami kembali dari Mekah ke Madinah bersama Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), dan ketika kami sampai di air dalam perjalanan, beberapa orang sedang terburu-buru pada saat shalat sore dan berwudhu dengan tergesa-gesa; dan ketika kami sampai di sana, tumit mereka kering, tidak ada air yang menyentuh mereka. Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Celakalah tumit (kering), karena api neraka. Buatlah wudhu Anda menyeluruh.
Kitab Penyucian - Sahih Muslim 241a
Narasi ini dari Sahih Muslim berfungsi sebagai peringatan mendalam mengenai pelaksanaan wudu yang benar. Pernyataan Nabi "Celakalah tumit (kering), karena api neraka" memiliki bobot yang sangat besar, menunjukkan bahwa kelalaian dalam penyucian dapat memiliki konsekuensi spiritual yang parah di Akhirat.
Komentar Ilmiah tentang Hadis
Keterburu-buruan Sahabat dalam melakukan wudu saat bepergian menunjukkan bagaimana bahkan orang-orang saleh dapat menjadi lalai dalam kewajiban agama karena kesibukan duniawi. Tumit kering menandakan pencucian kaki yang tidak lengkap, yang membatalkan seluruh wudu.
Peringatan Nabi menghubungkan kelalaian fisik ini dengan konsekuensi spiritual - api neraka berfungsi sebagai pengingat utama tentang keseriusan yang harus ditempuh dalam ritual Islam. Ini bukan hanya tentang kesucian ritual tetapi tentang sikap ketelitian (ihsan) yang harus menyertai semua tindakan ibadah.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Hadis ini menetapkan sifat wajib dari mencuci secara menyeluruh semua bagian tubuh yang ditentukan selama wudu, khususnya kaki hingga pergelangan kaki. Setiap kelalaian, baik disengaja atau tidak, membuat wudu tidak sah dan akibatnya membatalkan shalat yang dilakukan setelahnya.
Frasa "Sempurnakan wudumu" (Atimmū al-wuḍū') menekankan kelengkapan dan kesempurnaan dalam pelaksanaan agama. Para ulama menyimpulkan dari ini bahwa umat Islam harus memastikan air mencapai setiap bagian anggota tubuh yang diwajibkan tanpa meninggalkan bintik-bintik kering, terutama di area yang sulit dicuci dengan benar.
Aplikasi Praktis
Saat melakukan wudu, seseorang harus mencuci dengan hati-hati di antara jari-jari kaki dan memastikan seluruh kaki termasuk tumit benar-benar dibasahi. Perjalanan atau keterburu-buruan tidak membenarkan wudu yang tidak lengkap. Hadis ini mengajarkan bahwa kualitas ibadah lebih diutamakan daripada kenyamanan atau kecepatan.
Narasi ini berfungsi sebagai pengingat abadi bahwa Allah layak mendapatkan upaya terbaik kita dalam ibadah dan bahwa kelalaian dalam penyucian lahiriah dapat menunjukkan kecerobohan dalam penyucian batin hati.