حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ الْهَمْدَانِيُّ جَمِيعًا عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ، - وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، - عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بِمِنًى فَلَقِيَهُ عُثْمَانُ فَقَامَ مَعَهُ يُحَدِّثُهُ فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَلاَ نُزَوِّجُكَ جَارِيَةً شَابَّةً لَعَلَّهَا تُذَكِّرُكَ بَعْضَ مَا مَضَى مِنْ زَمَانِكَ ‏.‏ قَالَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ لَئِنْ قُلْتَ ذَاكَ لَقَدْ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Anas (Allah berkenan kepadanya) melaporkan bahwa beberapa sahabat Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم) bertanya kepada istri-istrinya (Nabi) tentang perbuatan yang dilakukannya secara pribadi. Seseorang di antara mereka (di antara para sahabatnya) berkata

Saya tidak akan menikahi wanita; seseorang di antara mereka berkata: Aku tidak akan makan daging; dan seseorang di antara mereka berkata: Aku tidak akan berbaring di tempat tidur. Dia (Nabi Suci) memuji Allah dan memuliakan Dia, dan berkata: Apa yang terjadi pada orang-orang ini sehingga mereka mengatakan ini dan itu, sedangkan saya juga berdoa dan tidur; Aku mengamati puasa dan menangguhkan pengamatannya; Saya menikahi wanita juga? Dan barangsiapa berpaling dari Sunnah-Ku, ia tidak berhubungan dengan-Ku

Comment

Kitab Pernikahan - Sahih Muslim 1401

Narasi ini dari Sahih Muslim membahas pendekatan Islam yang tepat untuk ibadah dan moderasi, menolak asketisme ekstrem yang bertentangan dengan contoh Kenabian.

Konteks dan Latar Belakang

Hadis ini menanggapi sahabat yang mengusulkan praktik ekstrem: selibat total, vegetarianisme, dan jaga terus-menerus. Nabi ﷺ mengoreksi kesalahpahaman ini tentang kesalehan.

Ekstrem seperti itu muncul dari kesalahpahaman tentang keunggulan spiritual, mengira keridhaan Allah memerlukan meninggalkan kesenangan yang diizinkan.

Komentar Ilmiah

Tanggapan Nabi ﷺ dimulai dengan "memuji Allah dan mengagungkan-Nya" - menunjukkan bahwa ekstrem ini bertentangan dengan teologi Islam yang merayakan berkah Allah.

Contoh pribadinya menunjukkan ibadah yang seimbang: berdoa namun tidur, berpuasa namun berbuka, menikah sambil mempertahankan spiritualitas. Ini adalah jalan tengah Sunnah.

Peringatan keras "barangsiapa yang berpaling dari Sunnahku, tidak ada hubungannya dengan-Ku" menunjukkan bahwa menolak praktik Kenabian merupakan inovasi agama (bid'ah) dan menjauhkan seseorang dari syafaat Nabi ﷺ.

Implikasi Hukum dan Spiritual

Pernikahan tidak hanya diizinkan tetapi bagian dari praktik Kenabian. Selibat sebagai ibadah ditolak dalam Islam.

Kesenangan yang diizinkan (daging, keintiman pernikahan, istirahat nyaman) menjadi tindakan ibadah ketika dikejar dengan niat yang benar dan dalam batasan Islam.

Kesalehan sejati terletak pada menyeimbangkan keterlibatan duniawi dengan kewajiban spiritual, bukan dalam meninggalkan kesenangan yang sah secara monastik.