Safiyya (Allah berkenan kepadanya) jatuh ke dalam nasib Dihya dalam rampasan perang, dan mereka memujinya di hadapan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan berkata: Kami tidak pernah melihat orang seperti dia di antara tawanan perang. Dia mengirim (seorang utusan) kepada Dihya dan dia memberinya apa pun yang dia minta. Dia kemudian mengirimnya kepada ibu saya dan memintanya untuk memperhiasinya. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) kemudian keluar dari Khaibar sampai ketika dia berada di seberangnya, dia berhenti, dan sebuah tenda didirikan untuknya. Ketika pagi hari Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Barangsiapa memiliki kelebihan persediaan bersamanya, harus membawanya kepada kami. Beberapa orang akan membawa kelebihan kurma, dan kelebihan lainnya dari bubur jelai sampai ada tumpukan bal. Mereka mulai memakan hais dan mulai minum dari kolam yang memiliki air hujan di dalamnya dan yang terletak di sisi mereka. Anas mengatakan bahwa itu merupakan pesta pernikahan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم). Dia (lebih lanjut) berkata: Kami berjalan sampai kami melihat tembok Madinah, dan kami gembira. Kami membuat tunggangan kami berlari dengan cepat dan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) juga membuat tunggangannya berlari dengan cepat. Dan Safiyya (Allah berkenan kepadanya) berada di belakangnya, dan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) telah mendudukkannya di belakangnya. Unta Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tersandung dan dia (Nabi) jatuh dan dia juga jatuh. Dan tidak ada di antara orang-orang yang melihat dia dan dia, sampai Messeuger Allah (صلى الله عليه وسلم) berdiri dan dia menutupinya, dan kami datang kepadanya dan dia berkata: Kami tidak menerima luka. Kami memasuki Madinah dan keluarlah para wanita muda dari rumah tangga. Mereka melihatnya (hadrat Safiyya) dan menyalahkannya karena jatuh.