حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ، قَالاَ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، ح وَحَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ، سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، - رضى الله عنهما - أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَرَجَ عَامَ الْفَتْحِ فِي رَمَضَانَ فَصَامَ حَتَّى بَلَغَ الْكَدِيدَ ثُمَّ أَفْطَرَ وَكَانَ صَحَابَةُ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَتَّبِعُونَ الأَحْدَثَ فَالأَحْدَثَ مِنْ أَمْرِهِ .
Terjemahan
Ibnu Abbas (Allah berkenan kepadanya) melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) keluar selama bulan Ramadhan di tahun Kemenangan (ketika Mekah ditaklukkan) dan berpuasa sampai dia mencapai Kadid (sebuah kanal yang terletak pada jarak empat puluh dua mil dari Mekah) dan dia kemudian berbuka puasa. Dan sudah menjadi kebiasaan para sahabat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) untuk mengikutinya dalam setiap hal (atau perbuatan) yang baru. Maka mereka juga mengikutinya (dalam hal ini).