حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا بَكْرٌ، - يَعْنِي ابْنَ مُضَرَ - عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ بُكَيْرٍ، عَنْ يَزِيدَ، مَوْلَى سَلَمَةَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ، - رضى الله عنه - قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ ‏{‏ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ‏}‏ كَانَ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُفْطِرَ وَيَفْتَدِيَ ‏.‏ حَتَّى نَزَلَتِ الآيَةُ الَّتِي بَعْدَهَا فَنَسَخَتْهَا ‏.‏
Terjemahan
Salama b. Akwa' (Allah berkenan kepadanya) melaporkan bahwa ketika ayat ini diturunkan

"Dan bagi mereka yang dapat berpuasa (tetapi tidak) penebusan adalah memberi makan orang yang membutuhkan" (ii. 183), (dia yang suka berpuasa memeliharanya) dan dia yang merasa enggan untuk mematuhinya makan dan menebus sampai ayat itu diturunkan yang membatalkannya.