حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، بْنِ شَقِيقٍ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ رضى الله عنها هَلْ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَصُومُ شَهْرًا مَعْلُومًا سِوَى رَمَضَانَ قَالَتْ وَاللَّهِ إِنْ صَامَ شَهْرًا مَعْلُومًا سِوَى رَمَضَانَ حَتَّى مَضَى لِوَجْهِهِ وَلاَ أَفْطَرَهُ حَتَّى يُصِيبَ مِنْهُ .
Terjemahan
'Aisyah (Allah berkenan kepadanya) melaporkan
Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tidak berpuasa di bulan mana pun dalam setahun lebih dari di bulan Sya'ban, dan biasa bersabda: Lakukanlah sebanyak yang mampu kamu lakukan, karena Allah tidak akan lelah (memberimu pahala), tetapi kamu akan lelah (melakukan perbuatan baik); dan dia juga berkata: Perbuatan yang paling disukai Allah adalah perbuatan yang dipegang oleh pelaku secara terus-menerus meskipun kecil.