Saya mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Perkataan yang paling benar yang dinyatakan oleh penyair adalah perkataan Labid: "Lihatlah! selain Allah semuanya-."
Kitab Puisi - Sahih Muslim 2256 e
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan semoga damai dan berkah tercurah kepada Rasul-Nya yang terakhir, Muhammad.
Analisis Teks
Hadis mulia yang diriwayatkan oleh Abu Huraira (semoga Allah meridainya) menyatakan bahwa Nabi (semoga damai tercurah kepadanya) menegaskan pernyataan paling benar yang diucapkan oleh penyair mana pun adalah kata-kata Labid ibn Rabi'ah: "Alā kullu shay'in mā khalā Allāha bāṭilun" - "Lihatlah! Selain Allah, segala sesuatu adalah sia-sia."
Pernyataan ini membawa makna teologis yang mendalam, karena menetapkan prinsip dasar Islam tentang tauhid (kesatuan ilahi) dan sifat sementara dari semua ciptaan.
Komentar Ulama
Imam al-Nawawi (semoga Allah merahmatinya) menjelaskan dalam komentarnya tentang Sahih Muslim bahwa pernyataan ini mengandung inti monoteisme Islam. Kata "bāṭil" (sia-sia/kosong) menunjukkan bahwa segala sesuatu selain Allah tidak memiliki realitas intrinsik dan keabadian.
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa dukungan Nabi terhadap baris puisi ini menunjukkan pengakuan Islam terhadap kebenaran terlepas dari sumbernya, sementara secara bersamaan membedakan antara puisi yang diperbolehkan yang mengandung kebijaksanaan dan puisi yang dilarang yang mempromosikan kepalsuan atau ketidaksopanan.
Para ulama menekankan bahwa hadis ini tidak merupakan persetujuan menyeluruh terhadap puisi, melainkan persetujuan khusus terhadap pernyataan yang selaras dengan kebenaran ilahi, bahkan ketika diucapkan oleh penyair pra-Islam.
Implikasi Spiritual
Ajaran ini mengarahkan orang beriman untuk mengenali sifat fana dari keberadaan duniawi dan mengikat hati mereka dengan kuat pada Realitas Abadi - Allah semata.
Ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat bahwa semua pencarian, kepemilikan, dan hubungan pada akhirnya bersifat sementara kecuali ketika terhubung dengan tujuan ilahi dan mencari keridhaan Allah.
Pengakuan bahwa segala sesuatu selain Allah adalah sia-sia melindungi orang beriman dari keterikatan berlebihan pada urusan duniawi dan memperkuat orientasi mereka menuju akhirat.
Kesimpulan
Penegasan kenabian ini menetapkan kriteria untuk mengevaluasi semua ekspresi manusia: kesesuaiannya dengan kebenaran ilahi. Ini mengajarkan kita untuk membedakan kebijaksanaan di mana pun itu ditemukan sambil mempertahankan fondasi teologis yang tepat.
Semoga Allah memberikan kita pemahaman tentang kesatuan-Nya dan memampukan kita untuk hidup sesuai dengan kebenaran mendasar ini. Semua keberhasilan hanya dari Allah semata.