Saya melakukan tugas rumah tangga Zubair dan dia memiliki seekor kuda; Saya dulu merawatnya. Tidak ada yang lebih membebani saya daripada merawat kuda yang saya gunakan untuk membawakan rumput untuk itu dan merawatnya, kemudian saya mendapatkan seorang hamba karena Apustle Allah (صلى الله عليه وسلم) memiliki beberapa tawanan perang yang dimilikinya. Dia memberi saya seorang pelayan wanita. Dia (pelayan wanita) kemudian mulai menjaga kuda dan dengan demikian membebaskan saya dari beban ini. Seseorang datang dan dia berkata: Ibu Abdullah, saya orang miskin dan saya berniat untuk memulai bisnis di bawah bayang-bayang rumah Anda. Aku (Asma') berkata: Jika aku memberimu izin, Zubair mungkin tidak setuju dengan itu, jadi kamu datang dan menuntutnya ketika Zubair juga hadir di sana. Dia datang dengan demikian menemukan berkata: Ibu 'Abdullah. Saya orang miskin. Saya berniat untuk memulai bisnis mal di bawah bayang-bayang rumah Anda. Saya berkata: Apakah tidak ada di Madinah (tempat untuk memulai bisnis) kecuali rumah saya? Zubair berkata: Mengapa Anda melarang orang miskin untuk memulai bisnis di sini? Jadi dia memulai bisnis dan dia (berpenghasilan begitu banyak) sehingga kami menjual budak perempuan kami kepadanya Ada Zubair datang kepadaku sementara uang itu ada di pangkuanku. Dia berkata: Berikan ini kepadaku. Saya berkata: (Saya berniat) untuk membelanjakannya sebagai amal.